Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pilih Jadi Oposisi, PKS Bakal Ketiban Untung

        Pilih Jadi Oposisi, PKS Bakal Ketiban Untung Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai keputusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi oposisi dari pemerintahan, merupakan langkah tepat. Bahkan, ia melihat PKS akan banyak keuntukan karena menjadi oposisi.

        "Justru PKS dapat untung banyak sebagai satu-satunya oposisi. Bahkan, konsistensi PKS akan membuat elektibilitasnya signifikan. Sehingga orang-orang yang ingin mengganti Presiden, orang yang ingin ganti Jokowi larinya ke PKS. Dan kelompok Islam yang mulai bertumbuhan di mana-di mana itu ke PKS," katanya kepada wartawan, Kamis (1/8/2019).

        Baca Juga: Ngotot Jadi Oposisi, Ternyata PKS Tak Pernah Diajak Gabung?

        Baca Juga: FPI Dicurigai Anti Pancasila, PKS Bawa-Bawa Habib Rizieq

        Diketahui, saat ini PKS masih satu-satunya partai yang secara terbuka menyatakan sebagai oposisi. Lalu, untuk Gerindra saat ini cenderung merapat pemerintah. Sedangkan, PAN dan Demokrat masih malu-malu menyatakan sikap politiknya.

        Lanjutnya, ia melihat sikap politik PAN dan Demokrat berbeda dari PKS karena warna ke-Islamannya tak sama seperti PKS.

        "PAN dan Demokrat warna ke-Islamannya tidak terlampau kentara keduanya nasional, relegius. Ya ke tengah, ada kawin silang nuansa ke-Islaman dan kebangsaan. Sikap politik mereka tidak tegas," jelasnya.

        Tambahnya, PKS akan mendapatkan keuntungan seperti air bah karena masyarakat yang tidak memilih petahana di Pilpres 2019 akan beralih ke PKS.

        Ia pun memastikan dengan membiarkan PKS menjadi oposisi tunggal maka sama saja membiarkan suara PKS menjadi sangat signifikan pada Pemilu 2024.

        "Sejatinya kalau kalah ya oposisi. Tapi membiarkan PKS menjadi oposisi maka orang-orang yang ingin menggati Presiden selama ini larinya ke PKS. Sekarang cebong dan kampret boleh tidak ada, tapi rakyat masih terbelah. Kampret itu bisa numpuk ke PKS," ucapnya.

        Sambungnya, "Jadi kenapa PKS diam-diam saja, ya karena dia mendapatkan ceruk keuntungan. Ini macam air bah yang melimpah sebagai bagian dari keuntungan PKS," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: