Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Volume Transaksi Real Estate di Asia Pasifik Pecahkan Rekor

        Volume Transaksi Real Estate di Asia Pasifik Pecahkan Rekor Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Volume transaksi real estate di Asia Pasifik menembus rekor US$86 miliar dalam semester pertama tahun ini, menurut laporan terbaru dari JLL Global Capital Flows. Asia Pasifik merupakan satu-satunya wilayah yang mencatat peningkatan 6% secara global dibandingkan tahun lalu.

        Laporan tersebut mengungkapkan, momentum wilayah ini kemungkinan besar akan stabil selama sisa tahun ini, sementara tingkat investasi diperkirakan mencapai target baru yang tinggi pada akhir 2019.

        "Menurunnya hasil per tahun yang diperoleh di pasar utama di seluruh dunia, terutama Eropa dan Amerika Serikat, mengakibatkan para investor ingin mencari keuntungan yang lebih besar di luar pasar domestik mereka," demikian dijelaskan Stuart Crow, CEO JLL Asia Pasifik.

        Dia kembali menjelaskan, "Kerja sama operasional dan struktur konsorium terus meningkat secara popularitas untuk transaksi besar di seluruh Asia Pasifik. Hal ini disebabkan oleh para investor berusaha secara langsung dan melihat keuntungan dalam kemitraan jangka panjang dengan grup perusahaan yang memiliki tujuan serupa."

        Baca Juga: Milenial Alert!!! Mau Investasi di Real Estate? Ini Panduannya

        Dalam transaksi terakhir penjualan Duo Tower dan Duo Galleria senilai US$1,17 miliar, JLL bertindak sebagai penasehat eksklusif bagi pihak penjual, M+S Pte Ltd. Allianz Real Estate dan Gaw Capital bermitra untuk memperoleh gedung perkantoran grade A yang ikonik ini serta area ritel yang terletak di area Bugis.

        Crow menambahkan, "Transaksi ini merefleksikan kekuatan wilayah ini dalam menarik modal asuransi internasional. Dalam enam sampai sembilan bulan ke depan, kami yakin permintaan dana asuransi akan terus meningkat dan mengangkat sentimen pasar."

        Singapura mengalami rebound pada semester pertama tahun ini

        Menurut JLL, investasi properti di Singapura hampir mencapai dua kali lipat pada semester I 2019 setelah relatif tenang pada 2018. Didorong oleh sebagian transaksi berskala besar, sektor perkantoran terus memberikan kontribusi sebagai investasi terbesar dengan total nilai akuisisi hampir mencapai US$4,6 miliar tahun ini.

        Kemungkinan nilai tersebut akan mencapai lebih tinggi pada 2019. Hal ini dibandingkan dengan jumlah transaksi pada 2018 sebesar US$3 miliar dan US$4,7 miliar pada 2017.

        "Sektor perkantoran Singapura jadi tujuan investasi favorit selama 12 bulan terakhir ini, terutama didukung oleh dinamika permintaan-penawaran pasar yang menguntungkan serta prediksi tingkat suku bunga yang ramah," kata Chris Fossick, Pimpinan JLL Asia Tenggara.

        "Yang lebih membuat para investor tertarik adalah naiknya tarif sewa perkantoran. Lokasi utama di Singapura memiliki tarif sewa perkantoran yang diperkirakan akan terus bertumbuh selama beberapa tahun ke depan, didukung dengan semakin meningkatnya permintaan jasa teknologi, jasa profesional, serta sektor jasa finansial," imbuhnya.

        Baca Juga: Tahun Ini, Investasi Real Estate Komersial Asia Pasifik Diprediksi Naik?5%

        Contoh lainnya, terlihat adanya penjualan senilai US$478 juta oleh JLL untuk properti berlokasi di 71 Robinson Road, sebuah blok perkantoran 15 lantai di CBD Singapura, kepada perusahaan investasi SV Robinson.

        Dana utama lainnya yang baru-baru ini berupaya memanfaatkan keuntungan prospek pertumbuhan jangka panjang kota ini dalam bentuk investasi parsial pada gedung-gedung berkualitas grade A, meliputi Ocean Financial Centre, di mana Allianz mengambil 20% sahamnya, serta Frasers Tower, di mana NPS mengambil 50% sahamnya.

        Pada Juni, Chevron House ?gedung perkantoran 32 lantai dan pertokoan di kawasan pusat bisnis? terjual ke perusahaan real estate yang berasal dari Amerika Serikat, AEW, dengan nilai transaksi sebesar US$0,75 miliar, naik 35% dari nilai modalnya sejak pertama kali dibeli pada 2017.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: