Persaingan aset dinilai akan menjadi tantangan yang signifikan bagi para investor Asia Pasifik dalam hal penggunaan modal investasi di 2022.
Hal tersebut diungkapkan oleh data laporan terbaru JLL (NYSE: JLL) Investor Sentiment Barometer 2022 yang menunjukkan 82% investor melihat persaingan aset sebagai tantangan untuk strategi investasi mereka.
Baca Juga: Masuk Metaverse, DDI Gandeng WIR Group dan Pakuan Buat Terobosan Baru di Dunia Properti Indonesia
"Persaingan dalam memiliki aset akan muncul sebagai salah satu tema yang menentukan untuk pasar real estate komersial Asia Pasifik pada tahun 2022," kata Stuart Crow, CEO Capital Markets Asia Pasifik JLL, dalam keterangan tertulis, Jumat (25/3/2022).
Mayoritas investor, 9 dari 10 responden yang mengikuti survei JLL, mengharapkan peningkatan modal investasi ke real estate Asia Pasifik pada tahun 2022. Kelompok investor yang sama juga menyadari perlunya diversifikasi strategi penanaman modal untuk mengimbangi persaingan yang makin ketat dalam perebutan aset-aset yang ada.
Menurut analisis JLL, banyak investor berencana untuk melakukan diversifikasi lintas sektor dan menanamkan modal investasi dengan menargetkan aset di sektor logistik, multikeluarga, kantor, dan sektor alternatif. Secara geografis, investor menyebut Jepang, Korea Selatan, dan Australia sebagai tujuan investasi teratas.
"Terlepas dari peningkatan volatilitas di pasar ekuitas global, kami melihat persaingan memperebutkan aset real estate akan berlanjut, dan kelangkaan produk mengakibatkan banyak investor fokus pada kesepakatan platform dan M&A," tambahnya.
Selain itu, investasi di sektor logistik akan terus meningkat secara signifikan pada tahun ini, di mana 9 dari 10 responden memiliki rencana berinvestasi lebih besar di sektor ini pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021. Di urutan kedua, ada sektor multikeluarga yang menjadi sektor investasi paling menarik setelah logistik.
Meski ada keterbatasan peluang di luar Jepang, hasil survei menunjukkan bahwa investasi di aset multikeluarga terlihat makin menarik, di mana 7 dari 10 investor ingin meningkatkan eksposur pada sektor tersebut. Sektor perkantoran tetap menjadi fokus banyak investor, di mana 6 dari 10 responden tahun ini berencana untuk meningkatkan investasi pada sektor tersebut.
JLL menilai sebagian investor merancang ulang strategi dan level toleransi risiko mereka untuk menghadapi kompetisi aset sesuai dengan yang diharapkan. Performa yang membaik dari sektor real estate beberapa waktu belakangan ini, lingkungan investasi yang kompetitif, dan adanya kebutuhan mendasar untuk menempatkan dana berujung pada fokus yang lebih besar terhadap strategi investasi core-plus, oleh 52% responden, dan strategi investasi pertambahan nilai (53%).
Pada saat yang sama, hampir 60% investor akan memfokuskan lebih banyak sumber daya pada investasi platform atau ekuitas untuk menunjang strategi investasi langsung yang sudah ada.
"Keyakinan kami terhadap optimisme di pasar real estate Asia Pasifik diperkuat oleh pandangan investor properti yang paling berpengaruh di dunia. Namun, kami berharap optimisme ini dapat berujung pada diversifikasi strategi investasi di tengah lanskap real estate komersial yang matang secara regional," kata Roddy Allan, Chief Research Officer, Asia Pasifik, JLL.
JLL menyurvei para pemimpin investasi teratas dari 37 investor global dan regional dengan dana kelolaan (AUM) gabungan lebih dari US$2 triliun pada rencana, strategi, dan outlook umum investasi mereka tahun 2022. Sebagian besar responden survei mengidentifikasi diri mereka sebagai manajer real estate dan/atau ekuitas swasta (74%), mewakili beberapa investor real estate, dan manajer aset terbesar di dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: