Presiden La Liga Spanyol Javier Tebas mengatakan Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) membahayakan sepak bola. Menurutnya, kedua klub tersebut seolah dijalankan oleh sebuah negara, dengan dukungan finansial yang nyaris tak terbatas.
Tebas menilai, klub yang dijalankan oleh negara akan rentan melanggar aturan finansial di Spanyol dan mendorong Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) untuk mencegah apa yang disebut financial doping.
City, yang juara Liga Primer Inggris musim lalu, dimliki oleh City Football Grup. Abu Dhabi United Grup memiliki 87 persen sahamnya. Sementara PSG disokong dana oleh Qatar Sports Investment sejak 2011.
"Klub negara menghadirkan bahaya yang belum pernah terjadi dalam sepak bola sebelumnya," ujar Tebas dikutip dari AS.
Menurut Tebas, operasional dan finansial klub itu seluruhnya berada di luar regulasi dan berisiko merusak pasar hingga level yang berbahaya. Oleh karena itu, ia meminta UEFA untuk membuktikan diri memiliki komitmen yang kuat membuat sepak bola domestik yang sehat.
Selama ini, lanjut Tebas, UEFA masih lemah dalam menegakan Financial Fair Play (FFP). "Ini akan mengontrol ketat bahwa klub negara seperti City atau PSG dari pengeluaran yang sangat besar, termasuk hukuman Financial Fair Play," jelasnya.
Pada Juni lalu, City mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga terkait dengan investigasi UEFA, atas dugaan pelanggaran FFP. Tebas mengatakan aturan di Spanyol mencegah investor berutang atau melambungkan pasar.
Namun demikian, klub raksasa La Liga Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, mengeluarkan dana lebih besar dari rival-rivalnya. "Barcelona dan Madrid tidak pernah menerima sokongan dari negara dan selalu menjalankan finansial dengan cara yang bertanggung jawab," kata Tebas menegaskan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: