Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan TNI memiliki keahlian khusus dalam menyeleksi calon taruna Akademi Militer (akmil) termaksud dalam perekrutan calon taruna akmil berdarah Prancis, Enzo Zenz Allie yang diduga sebagai simpatisan HTI.
"TNI punya baterai untuk menyeleksi seseorang. Psikologi ada baterainya. Memang bisa terjadi, tapi istilahnya bukan kecolongan. Artinya, bahwa sesuatu itu undetected," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Baca Juga: Satu Suara dengan Mahfud, Moeldoko Sebut TNI Kecolongan
Baca Juga: Novel Bamukmin: Moeldoko Gagal Paham
Mantan Panglima TNI itu menegaskan Enzo Allie tak akan bisa mengelak bila menjadi simpatisan dari organisasi yang memiliki ideologi antiPancasila itu. "Tetapi ingat, di TNI itu penilaiain terus menerus, sangat ketat. Pasti akan ketahuan nanti kalau muncul penyimpangan-penyimpangan perilaku," tegasnya.
Moeldoko mengaku belum berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto soal dugaan Enzo Allie sebagai simpatisan HTI. Meski demikian, menurut dia, TNI akan memeriksa ulang dugaan tersebut.
"Saya belum koordinasi lagi sama Panglima TNI. Saya akan sampaikan ke Panglima agar diwaspadai lagi," terangnya.
Moeldoko juga mendorong TNI untuk mengevaluasi adanya data yang menyatakan sebanyak 3% prajurit TNI yang terpapar radikalisme. Sebelumnya, Moeldoko prajurit TNI yang antiPancasila dibuang ke laut saja.
"TNI pasti evaluasi. Kita mengenal tour of area dan tour of duty. Kalau sebagai feedback yang bagus TNI pasti lihat itu. Karena dalam teori pimpinan personel ada itu. Tour of area dan tour of duty. Tour of area itu seseorang taruh dimana, selesai sekolah taruh dimana lagi. Kalau tour of duty itu menjabat berapa lama, nggak boleh terlalu lama," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil