Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Hanya Perusahaan Game, Ini Gurita Bisnis Milik Tencent

        Bukan Hanya Perusahaan Game, Ini Gurita Bisnis Milik Tencent Kredit Foto: Reuters/Aly Song
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan milik Ma Huateng, orang terkaya di China, yakni Tencent dikenal oleh khalayak sebagai perusahaan video game terbesar. Tencent telah memproduksi video game yang merajai industri gaming saat ini, antara lain Fortnite, League of Legends (LoL), dan Call of Duty.

        Namun, melansir dari Business Insider (28/8/2019), Tencent bukan hanya bergerak di video game saja. Tak ayal apabila perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang bernilai tinggi.

        Tencent ternyata juga memiliki bisnis teknologi film, di antaranya Men In Black International yang diproduksi oleh Tencent Pictures.

        Baca Juga: Makin Tajir, Bos Tencent Dulang Untung Rp44 Triliun Berkat Game Smartphone

        Saat ini, Tencent juga akan menggarap bisnis film yang akan datang, yakni Top Gun: Maverick, dan Terminator: Dark Fate.

        Bukan hanya itu, Tencent juga menjalankan aplikasi WeChat dan pesan instan QQ yang keduanya memiliki lebih dari satu miliar pengguna.

        Tencent?pun?turut berkontribusi dalam layanan musik, buku komik dan?e-commerce. Karena bisnisnya melimpah ruah, menjadikan Ma seorang miliarder dengan berbagai aliran pendapatan.

        Apabila menengok model bisnis yang dijalankan Tencent, mereka menerapkan taktik bisnis dengan berinvestasi atau mengakuisisi pembuat game. Mereka pernah membeli Riot Games, studio asal Los Angeles yang membuat LoL dan Teamfight Tactics.

        Baca Juga: Tencent Membeli Lady Gaga, Ariana Grande, dan The Beatles

        Selanjutnya, Tencent juga memiliki saham Epic Games (developer Fortnite) sebesar 40 persen, Supercell (developer CoC, Clash Royale dan Brawl Stars) sebesar 84 persen.

        Tencent Games menjadi salah satu divisi di bawah nama Tencent. Bisnis Tencent ternyata masih lebih besar, jadi mungkin saja tingkat kegagalannya memiliki dampak yang lebih kecil karena secara keseluruhan usahanya benar-benar menggurita.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: