Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Stabilkan Pasokan Cabai, Kementan Terapkan Strategi Manajemen Pola Tanam

        Stabilkan Pasokan Cabai, Kementan Terapkan Strategi Manajemen Pola Tanam Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian menggagas dan menyosialisasikan sistem pengaturan tanam atau manajemen pola tanam (MPT) sebagai salah satu strategi konkret dalam menstabilkan pasokan dan harga cabai nasional sepanjang tahun.?

        Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, mengatakan sistem MPT menjadi penting, terlebih lagi ketika harga cabai mahal, di mana biasanya petani akan berbondog- bondong ikut tanam cabai. Namun, saat harga lagi rendah, biasanya enggan untuk tanam lagi. Akhirnya, berdampak pada terganggunya perencanaan produksi yang berujung pada ketidakstabilan pasokan. Mindset petani dan stakeholder terkait perlu diselaraskan.

        Baca Juga: Program KRPL Kementan Sasar Kabupaten Bima, Penyuluh Terjun Bina Kelompok Wanita Tani

        "Model budidaya latah, ikut-ikutan tanpa perencanaan produksi ini rentan terhadap fluktuasi harga. Mestinya, kebutuhan riil cabai di setiap daerah harus dihitung, berapa harus tanam, kapan harus panen. Itu yang disebut manajemen pola tanam. Kalau mau cabai nasional aman sepanjang tahun kuncinya ya harus begitu. Keliatannya konsep MPT ini sederhana, tapi pelaksanaannya menjadi sangat kompleks. Kepatuhan terhadap manajemen pola tanam menjadi kata kunci keberhasilannya,? jelas Prihasto.

        Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman, menambahkan bahwa MPT adalah kebijakan pemerintah yang harus digarap secara bersama, ?Manajemen pola tanam tidak bisa dikerjakan secara sepotong sepotong dan sepihak. Semua harus terlibat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan petani. Dukungan dan komitmen antara stakeholder tadi menjadi kunci sukses di lapangan."

        Sukarman mengakui, mengubah kebiasaan tanam petani tidaklah mudah, tapi kalau pola hal ini tidak dijalankan sepenuhnya justru akan berimbas pada kesejahteraan petani juga. Harga jual bagus belum tentu petani yang menikmati. Seperti saat ini harga sedang bagus, tapi di sisi lain petani masih banyak menanggung hutang akibat rendahnya harga jual musim kemarin.?

        Baca Juga: Sulap Galian Pasir Jadi Lahan Kedelai, Kementan Libatkan Kelompok Tani

        "Mau tidak mau hukum ekonomi pasti berlaku. Harga naik kalo barang terbatas, begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang terus kami usahakan untuk diurai masalahnya, salah satunya ya melalui kebijakan MPT ini," papar Sukarman.?

        Kepala Seksi Bina Produksi Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, Imawan, saat dihubungi mengaku konsep manajemen pola tanam berhasil diterapkan di wilayahnya. Dirinya mengungkapkan bahwa kesadaran dan komitmen menjadi landasan untuk kebijakan manajemen pola tanam.?

        ?Awalnya memang sulit mengubah perilaku tanam petani cabai di Sleman. Pada dasarnya kan tidak bisa memaksa petani. Itu lahan mereka, modal mereka dan bisnis mereka. Jadi harus berkomunikasi dari hati ke hati. Alhamdulillah, ternyata respons petani sangat positif. Jebul cepat memahami kok. Tugas kami mendampingi intensif hingga pelaksanaannya," ujar Imawan.

        Baca Juga: Kementan Lepas Ekspor 40 Ton Pakan Ternak ke Timor Leste

        Pola tanam perlahan diatur dan terapkan. Jadi panenan ada terus walaupun belum optimal sepenuhnya. Bahkan Sleman punya pasar lelang cabai yang setiap hari selalu ada ada pasokan barang untuk dilelang. Eksistensi pasar lelang sangat dipengaruhi oleh pola tanam yang dilaksanakan.?

        "Jadi petani sedikit demi sedikit menikmati dari kebijakan seperti ini. Aslinya tuh petani gak mau harga mahal, hanya harga yang memberikan keuntungan layak namun tidak memberatkan konsumen. Kalau saat ini untung segunung tapi besoknya rugi buntung, jatuhnya tidak ada manfaatnya buat petani cabai,? pungkas Imawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: