Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pertamina Operasikan Refueller 16 KL Bantu BNPB Tangani Karhutla

        Pertamina Operasikan Refueller 16 KL Bantu BNPB Tangani Karhutla Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina (Persero) mengoperasikan satu unit refueller produk avtur dengan kapasitas 16 kiloliter (KL). Pengoperasian refueller tersebut untuk mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sumatera.

        Refueller dikirimkan ke Bandara Japura Rengat dari Bandara Sultan Syarif Khasim (SSK) II dan sudah beroperasi sejak Rabu (11/9/2019) pekan lalu.

        "Rata-rata konsumsi avtur untuk helikoper water bombing BNPB sebesar 4 ribu liter per hari. Kami juga mengirimkan tim refuelling dan awak bridger, khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar helikopter. Avtur dikirimkan dari Bandara SSK II," ujar Roby Hervindo, Manajer Unit Commnication, Relation, & CSR Marketing Operation Region (MOR) I PT Pertamina.

        Baca Juga: Kucurkan Dana Rp3 M, Pertamina Selamatkan 3.600 Ha Lahan Gambut

        Di samping itu, Pertamina MOR I cabang Riau membagikan 5.300 masker di 53 SPBU wilayah Riau. Adapun untuk masyarakat di sekitar Terminal BBM (TBBM) Sei Siak, dibagikan sebanyak 500 masker beserta makanan tambahan, seperti vitamin dan susu.

        Di sisi operasional distribusi, tambah Roby, kabut asap tidak menghambat penyaluran BBM ke SPBU. Hingga September 2019, lebih dari 563 juta liter premium telah disalurkan. Sementara konsumsi pertamax mencapai 15,3 juta liter.

        Tercatat sebanyak 568 juta liter solar bersubsidi telah tersalurkan. Untuk dex series, total konsumsi sebanyak 4,8 juta liter.

        "Kami terus mendorong agar konsumen menggunakan BBM berkualitas seperti pertamax dan dex karena bahan bakar ini lebih ramah lingkungan, mengurangi polusi asap," pungkas Roby.

        Berdasarkan data BNPB per Sabtu (14/9/2019), indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru mencapai 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113.

        Baca Juga: BNPB Klaim Asap Kebakaran Hutan Tak Sampai Menyeberang ke Singapura dan Malaysia

        Kualitas udara yang diukur dengan ISPU memiliki kategori baik (0 - 50), sedang (51 - 100), tidak sehat (101 - 199), sangat tidak sehat (200 - 299), dan berbahaya (lebih dari 300).

        BNPB juga mencatat bahwa luas lahan yang terbakar mencapai 49.266 hektare, terdiri dari 40.553 hektare lahan gambut dan 8.713 hektare lahan mineral.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bambang Ismoyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: