Ekspor sejumlah komoditas hortikultura asal Sumatera Utara (Sumut) terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) di Karantina Pertanian Belawan, pada 2019, komoditas dari subsektor hortikultura sebanyak 16 jenis produk, meningkat 30% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya 12 jenis.
Jumlah sertifikasi karantina pada produk hortikultura untuk memenuhi persyaratan negara tujuan juga mengalami peningkatan. Yakni sebesar 19% dengan data Januari hingga September 2019 sebanyak? 1.015 kali dengan total 22.757 ribu ton komoditas yang diekspor dibandingkan dengan 2018 dan 846 kali dengan jumlah 19.543 ribu ton.
Melihat pertumbuhan kinerja ekspor yang ada, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Belawan melakukan upaya untuk memacu kinerja ekspor hortikultura melalui inovasi layanan. Salah satunya dengan menyiapkan inovasi aplikasi Satu Klik atau One Click One Go. Ini merupakan inovasi layanan percepatan ekspor berbasis online.
Baca Juga: Buka Lahan Tanpa Dibakar, Petani Riau Kembangkan Hortikultura
"Inovasi yang memberikan model dan solusi berkelanjutan harus kita dorong agar proses bisnis ekspornya cepat dan akurat. Ini akan berujung pada peningkatan daya saing produk pertanian kita di pasar global," ungkap Ali Jamil, Kepala Barantan saat monitoring pemeriksaan karantina di gudang pemilik PT Argosari Sentraprima produk olahan hortikultura di Deli Serdang, Sumut, Minggu (22/9/219).
Menurut Jamil, dengan? inovasi layanan ini, pelaku agribisnis cukup datang sekali saat pembayaran dan pengambilan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) sehingga menghemat waktu.
Selain itu, pihaknya telah menerapkan pemeriksaan karantina di lokasi gudang pemilik. Hal ini diharapkan mempercepat arus barang di tempat pengeluaran baik di pelabuhan maupun di bandara.?
Penerapan sistem pemeriksaan karantina 'jemput bola' ini tidak saja untuk percepatan proses bisnis ekspor, namun juga untuk menjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian, sehingga menekan angka penolakan produk akibat hambatan teknis.
"Ini yang sangat kami jaga, pemeriksaan karantina yang akurat, produk harus memenuhi standard SPS, produk diterima dan eksportir tidak rugi," tambah Jamil.
Ekspor Produk Olahan Hortikultura Sumut
Saat yang bersamaan, Jamil melepas ekspor produk pertanian asal Sumut dengan total sertifikasi sebanyak 50 dokumen sekaligus dengan nilai ekonomi mencapai Rp37,7 miliar.
Masing-masing terdiri dari hasil olahan produk hortikultura berupa jus nanas sebanyak 6,4 ton, 9,2 ton jus pepaya dengan negara tujuan Vietnam, serta 14 produk segar dan olahan hortikultura antara lain berupa sayuran kubis, jahe, ubi jalar beku, kentang, kentang beku, tepung serai, asam potong, dan mengkudu.
Negara tujuan ekspornya adalah Jepang, Korea Selatan, India, Taiwan dan Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Thailand, China, Singapura, dan Korea Selatan.
Baca Juga: Program Padi Gogo Sawah Kementan Motivasi Petani Subang
Jamil mengapresiasi langkah para pelaku agribisnis asal Sumut yang jeli mengambil peluang usaha, kreatif mengolah produk pertanian menjadi bahan setengah jadi, dan terus lakukan improvisasi terhadap komoditas ekspor dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
"Tadi saya mendapat penjelasan eksportir, produk olahan nanas dan pepaya ini sudah mulai diminati pasar internasional. Insyaallah ke depan tidak hanya diekspor ke Vietnam, melainkan bisa merambah ke negara lainnya dan akan terus bertambah," ucap Jamil.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi Jamil dalam kunjungan kerjanya kali ini memaparkan kinerja ekspor sektor pertanian di wilayah kerjanya pada periode Januari sampai September 2019.? Tercatat 8.745 kali permohonan sertifikasi ekspor dengan total sebanyak 2.391 ribu ton dan 488 ribu metrik ton dengan nilai barang mencapai Rp9,5 triliun.
Langkah Proaktif Pacu Ekspor, Percepat Investasi Pertanian
Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian untuk mendorong ekspor dan mempercepat invetasi pertanian, Karantina Belawan melakukan langkah proaktif dengan menginisiasi koordinasi dengan seluruh stakeholders di wilayah kerjanya.
Langkah? ini diharapkan mampu memetakan masalah sekaligus mencari solusi guna mendorong ekspor sekaligus menarik investor dalam memanfaatkan potensi besar pertanian asal Sumut.
Untuk itu, inovasi yang disiapkan adalah layanan Pojok Ekspor. Inovasi ini merupakan fasilitas yang dapat memberikan informasi tentang persyaratan ekspor ke negara tujuan dan informasi lain yang disiapkan khusus bagi calon pelaku agrobisnis yang baru memasuki pasar ekspor.
Layanan ini juga memberikan informasi terkait peluang investasi, khususnya pada jenis usaha yang berkaitan dengan perkarantinaan, yakni fumigasi, kemasan kayu, rumah walet, dan pemrosesan sarang walet.
Untuk percepatan layanan karantina, saat yang sama Kabarantan menyerahkan Surat Keputusan? penetapan tempat pemeriksaan In Line Inspection kepada PT Wahana Makmur, juga kartu Priority Card kepada tiga pelaku usaha yang mampu memenuhi tiga kriteria bagi perusahaan dengan layanan prioritas.
Baca Juga: Ekspor Meningkat Sampai 148 Persen, Kementan Apresiasi Petani Sulut dan Beri Sertifikasi
Pertama, komoditas yang diekspor memiliki risiko rendah (low risk). Kedua, sudah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) atau tempat lain untuk tindakan karantina tumbuhan. Ketiga, kepatuhan perusahaan terhadap peraturan karantina pertanian. Fasilitas percepatan layanan ini tetap akan mendapatkan monitoring secara periodik oleh Barantan.
"Ini instruksi Menteri Pertanian, permudah ekspor dan percepat invetasi dibidang pertanian. Ada kesulitan dalam prosesnya hubungi kami langsung," tandas Jamil.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Syamsul Bahri yang juga hadir dan turut melepas ekspor menyatakan bahwa pihaknya siap lakukan pengembangan kawasan pertanian berorientasi ekspor guna menjamin? ketersediaan bahan baku. Dia juga mengapresiasi langkah proaktif Kementan dalam mendorong ekspor sekaligus investasi? pertanian di wilayah kerjanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: