Laga antara Persib Bandung melawan Arema FC di Stadion Si Jalak Harupat pada lanjutan Liga 1 2019 yang semula dijadwalkan pada Sabtu 28 September kini resmi ditunda. Pasalnya, pertandingan tersebut tak mendapat izin dari pihak keamanan, yakni Polda Jawa Barat.
Lewat surat yang dikeluarkan, Polda Jawa Barat telah memutuskan untuk tidak memberi izin diadakannya pertandingan Persib vs Arema. Hal tersebut karena sebagai imbas dari kerusuhan pertandingan Arema vs Persib yang tersaji pada 14 April 2018.
Baca Juga: Bus Persib Bandung Dilempar Batu di Bogor, Dua Pemain Alami Luka
Saat itu, pertandingan digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, dan laga berakhir dengan skor imbang 2-2. Namun demikian, laga tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
Melihat hal tersebut, pihak keamanan khawatir jika kerusuhan serupa bakal terulang. Ditambah lagi, suporter kedua kesebelasan juga punya sejarah rivalitas yang panjang. Selain itu, di Bandung sendiri kondisi sejatinya sedang tidak kondusif. Sebagaimana diketahui, terjadi banyak unjuk rasa lantaran situasi politik yang tengah memanas.
?Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, diketahui bahwa PERSIB dan Arema FC memiliki sejarah rivalitas pendukung kesebelasan yang selalu berkonflik jika bertemu dalam pertandingan. Kejadian tahun lalu, pada 14 April 2018 saat pertandingan antara Arema FC dan PERSIB di Stadion Kanjuruhan Malang yang berakhir dengan skor 2-2 berakhir ricuh dan mengakibatkan 1 (satu) orang meninggal dunia serta puluhan mengalami luka-luka,? tulis surat bernomor B/5931/IX/PAN.3.3/2019 yang dikeluarkan Polda Jawa Barat.
?Mempertimbangkan hal tersebut di atas serta melihat situasi politik saat ini di mana banyak terjadi aksi unjuk rasa di Kota Bandung dan sekitarnya sehingga kekuatan pengamanan akan terkonsentrasi pada kegiatan tersebut. Maka, dalam mengurangi konsentrasi keamanan yang mungkin terjadi. Polri dalam hal ini Polda Jawa Barat TIDAK MEMBERIKAN IZIN untuk melaksanakan pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat Kabupaten Bandung dan disarankan untuk pindah ke tempat lain yang cukup netral,? lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: