Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jepang Takut dengan Kemajuan Militer China Dibanding Korut, Kenapa?

        Jepang Takut dengan Kemajuan Militer China Dibanding Korut, Kenapa? Kredit Foto: (Foto/Reuters)
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Militer China yang tengah berkembang telah menggantikan Korea Utara sebagai ancaman keamanan utama bagi Jepang. Hal tersebut menurut tinjauan pertahanan tahunan Jepang yang dikeluarkan pada Kamis (26/9).

        Pada laporan tersebut, menjelaskan bahwa AS yang menjadi sekutu Jepang menempati urutan teratas disusul China yang untuk pertama lalinya. Selanjutnya Korut ditempat ketiga sebagai ancaman. Rusia, yang dianggap oleh Jepang sebagai ancaman utamanya selama Perang Dingin, berada di tempat keempat.

        "Kenyataannya adalah bahwa China meningkatkan belanja dana militernya, sehingga orang dapat memahami bahwa kita membutuhkan lebih banyak dana," kata Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono mengutip Reuters, Jumat (27/9/2019).

        "China mengerahkan aset udara dan laut di Pasifik Barat dan melalui Selat Tsushima ke Laut Jepang dengan frekuensi yang lebih besar."

        Baca Juga: Mr. Trump Sudah Bertitah, Damai Dagang dengan China Makin Cerah

        Jepang memberikan dana tamahan pertahanan sepersepuluh selama tujuh tahun terakhir untuk melawan kemajuan militer oleh China dan Korut, termasuk pertahanan terhadap rudal Korea Utara yang mungkin membawa hulu ledak nuklir.

        Korea Utara sudah melakukan peluncuran rudal jarak pendek tahun ini yang menurut Jepang menunjukkan Pyongyang sedang mengembangkan proyektil untuk menghindari pertahanan rudal balistik Aegis.

        Jepang juga dikabarkan sudah membeli pesawat tempur siluman buatan AS dan senjata canggih lainnya untuk menandingi kemajuan militer China. Pada permintaan anggaran terbarunya, militer Jepang mengajukan 115,6 miliar yen (sekira Rp15 triliun) untuk membeli sembilan pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35, termasuk enam varian take-off pendek dan pendaratan vertikal (STOVL) untuk beroperasi dari operator helikopter yang dikonversi.

        Jet siluman, rudal pencegat buatan AS dan peralatan lainnya merupakan bagian dari kenaikan 1,2% yang diusulkan dalam pembelanjaan pertahanan ke rekor 5,32 triliun (sekira Rp700 triliun) yen pada tahun mulai 1 April.

        Baca Juga: PM Jepang Kritik Tubuh PBB dan Sebut Perlu Adanya Reformasi

        Perbandingan antara lain pengeluaran militer China akan meningkat tahun ini sebesar 7,5% menjadi sekitar USD177 miliar (sekira Rp1500 triliun) dari 2018, lebih dari tiga kali lipat dari Jepang. Beijing sedang mengembangkan senjata seperti pesawat tempur siluman dan kapal induk yang membantunya memperluas jangkauan dan ruang lingkup operasi militer.

        Usai beberapa terbatas untuk beroperasi di dekat pantai China, Beijing sekarang secara rutin mengirimkan patroli udara dan lautnya di dekat pulau-pulau Okinawa barat Jepang dan ke Pasifik Barat.

        China telah menolak kekhawatiran tentang pengeluaran dan niat militernya, termasuk kehadiran yang meningkat di Laut Cina Selatan yang disengketakan, dan mengatakan hanya menginginkan pembangunan yang damai. Buku Putih Pertahanan mengatakan patroli China di perairan dan langit dekat wilayah Jepang adalah "masalah keamanan nasional".

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: