Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masih Jadi 'Buron' Amerika, Raksasa Teknologi China Ini Tantang Balik Trump CS Lewat . . . .

        Masih Jadi 'Buron' Amerika, Raksasa Teknologi China Ini Tantang Balik Trump CS Lewat . . . . Kredit Foto: Instagram
        Warta Ekonomi, Surakarta -

        Upaya Huawei untuk mengurangi dampak daftar hitam Amerika Serikat semakin besar. Kini, perusahaan China itu memutuskan untuk memproduksi stasiun pangkalan 5G tanpa?menggunakan teknologi buatan AS.

        Awal tahun ini, Departemen Perdagangan memasukkan nama Huawei ke dalam daftar hitam karena alas an keamanan nasional, menghalangi perusahaan yang berbasis di AS berbisnis dengan Huawei.Tuduhan itu telah dibantah oleh Huawei.

        ?Sementara, AS belum memberikan bukti untuk mendukung klaimnya,? tulis Reuters, seperti dilansir dari TechRadar, Senin (30/9/2019).

        Baca Juga: Walau Diragukan Analis, Penjualan Ponsel Anyar Musuh Amerika Ini Masih Top! Ludes dalam Semenit?

        Sedikit banyak, putusan itu telah memengaruhi unit bisnis ponsel dan telekomunikasi Huawei, apalagi AS menghasut para sekutunya untuk melarang keterlibatan raksasa teknologi China dalam peluncuran 5G mereka.

        Menurut laporan yang sama, terdapat informasi berbunyi, ?ada sedikit dukungan dari operator seluler Eropa terhadap pemboikotan peralatan 5G Huawei, yang biayanya lebih mruah dan inovatif dari pada competitor. Sementara, biaya untuk mempreteli peralatan Huawei diperkirakan dapat mencapai miliaran.?

        Menurut Huawei, kinerja stasiun pangkalan tetap baik walau tak menggunakan teknologi AS. Namun, Pendiri perusahaan, Ren Zhengfei mengatakan, ingin terus menggunakan komponen AS jika memungkinkan.

        ?Karena adanya hubungan lama kami dengan beberapa perusahaan pemasok,? tambah Ren.

        Baca Juga: Berani Hadang Ponsel Lipat Samsung, Musuh Trump Siap Lakukan Ini!

        Produksi massal stasiun pangkalan akan dimulai bulan depan, dengan produksi tahunan akan naik dari 600 ribu tahun ini, menjadi 1,5 juta pada 2020 karena operator global itu akan memperluas jangkauan 5G-nya.

        Awal bulan ini, Ren menyampaikan, perusahaan mempertimbangkan untuk menjual teknologi 5G-nya ke perusahaan-perusahaan teknologi AS. Penjualan itu akan mencakup kebutuhan paten, teknologi, dan tenaga ahli.

        Namun, kini Huawei akan mempertimbangkan kesepakatan lisensi dan tidak khawatir jika pesaing mendapatkan teknologi mereka. Malahan, ia menantang para perusahaan AS untuk mengembangkan teknologi 5G yang lebih canggih dari milik Huawei.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: