Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS Larang Huawei, 8 Negara Eropa Ogah Tunduk

        AS Larang Huawei, 8 Negara Eropa Ogah Tunduk Kredit Foto: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        AS terus meyakinkan sekutunya dan dunia untuk membuang teknologi 5G Huawei karena dianggap mengancam keamanan nasional. AS juga berupaya meyakinkan bahwa teknologi itu digunakan untuk kegiatan mata-mata. Tuduhan ini dibantah China.

        Rt.com merinci delapan negara di Eropa yang menolak pengembangan teknologi menjadi korban kebijakan AS. Di antaranya:

        Rusia

        Moskow tak pernah mau tunduk pada tekanan AS meski menghadapi sejumlah sanksi. Perusahaan-perusahaan Rusia secara aktif berurusan dengan Huawei dalam pengembangan 5G.

        Baca Juga:?Google 'Tutup Paksa' Pintu Belakang Buat Pasang Aplikasi di Huawei

        Akhir Agustus lalu, raksasa teknologi China ini membantu operator seluler Rusia MTS meluncurkan skema percontohan 5G di Moskow. Di saat yang sama, jaringan super cepat juga diluncurkan di Kronshtadt, kota pertama di Rusia yang mendapatkan cakupan 5G yang hampir penuh.

        Norwegia

        Norwegia menjadi negara terbaru yang mengumumkan tidak melarang Huawei membangun jaringan telekomunikasi 5G di negara tersebut meski sebelumnya ada pertimbangan-pertimbangan. Perubahan terjadi pada akhir September ketika Menteri Digitalisasi Nikolai Astrup menyerahkan perusahaan untuk memilih pemasok mana karena Oslo tidak melarang pemasok mana pun.

        Jerman

        Pada awal September, Deutsche Telekom mengumumkan jaringan seluler 5G-nya akan ditayangkan di lima kota di Jerman. Huawei dikabarkan menyediakan operatornya serta operator lain seperti Vodafone Group dan Telefonica dengan beberapa perangkat keras penting seperti antena dan router. Maret lalu, Kanselir Angela Merkel tidak melarang perusahaan hanya karena ada tekanan dari negara tertentu.

        Hungaria

        Negara Eropa Tengah sejauh ini belum meluncurkan jaringan seluler 5G, tetapi berencana mengoperasikannya pada akhir 2019. Awal tahun ini, Hungaria menolak tuduhan AS terhadap Huawei. Menurut negara ini, tidak ada bukti bahwa perusahaan itu mengancam Uni Eropa atau negara bagian North Atlantic Treaty Organization (NATO).

        "Kami telah mengambil sikap pragmatis, sama seperti Jerman. Karena belum terbukti teknologi Huawei akan menimbulkan risiko bagi Hungaria. Karena kami tidak melihat data mendukung pernyataan itu," terang Menteri Laszlo Palkovics.

        Swiss

        Meski ada beberapa protes dari orang-orang yang takut teknologi itu berisiko bagi kesehatan terhadap penyebaran 5G di negara itu, operator lokal sudah meluncurkan jaringan. Maret lalu, Sunrise meluncurkan jaringan supercepat pertama di negara ini yang mampu mencakup 150 kota dan desa. Huawei menjadi pemasok utamanya, menyediakan teknologi end-to-end, termasuk jaringan akses radio, jaringan transportasi, dan jaringan inti.

        Inggris

        Inggris lebih sensitif terhadap klaim Washington. Pada September, Menteri Pertahanan Ben Wallace memutuskan tidak melarang perusahaan telekomunikasi lokal bekerja dengan pembuat peralatan China, termasuk dalam pengembangan jaringan 5G.

        Three UK menggunakan Huawei dalam jaringan akses radionya karena menganggap teknologinya paling canggih untuk penyebaran 5G. Vodafone UK memperingatkan, pelarangan terhadap peralatan Huawei akan mendatangkan konsekuensi dramatis karena penggantian stasiun 4G yang ada dapat menelan biaya jutaan dan semakin memperlambat penyebaran 5G.

        Spanyol

        Pada Juni, Vodafone cabang Spanyol meluncurkan layanan mobile 5G komersial pertama di negara itu menggunakan peralatan Huawei. Jaringan seluler ultrafast mencakup 15 kota besar Spanyol, termasuk Madrid, Barcelona, Valencia, dan Seville.

        Perancis

        Anggota parlemen Perancis berhati-hati terkait peluncuran jaringan 5G dan sedang memperdebatkan RUU yang memperketat aturan keamanan untuk itu. RUU tidak secara langsung menargetkan Huawei sehingga raksasa teknologi China itu masih berpeluang memenangkan kontrak ketika penyebaran dimulai pada 2020.

        "Kami ingin melakukan kontrol yang hati-hati terhadap penyebaran 5G ini tanpa menunjuk operator yang tidak disukai di Perancis," ujar Menteri Keuangan Bruno Le Maire, Mei lalu.

        Baca Juga: Kanada vs Penerus Tahta Huawei, Kasusnya Makin Panas!

        Huawei merupakan perusahaan terdepan dalam teknologi dari China. Perusahaan ini telah mendapatkan lebih dari 50 kontrak komersial untuk 5G. Lebih dari setengahnya ada di Eropa.

        Mei lalu, Huawei dituduh melakukan pencurian properti intelektual AS. Presiden Trump lalu melarang perusahaan-perusahaan di AS mengggunakan peralatan teknologi dari perusahaan itu dengan alasan mengancam keamanan nasional. Huawei membantah tuduhan itu.

        Namun, laporan South China Morning mengatakan, Direktur Huawei Ren Zhengfei malah berterima kasih pada AS karena telah mempromosikan perusahaannya dan menciptakan citra Huawei sebagai perusahaan global terdepan dalam pengembangan teknologi dengan sejumlah kantor pusat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: