Sidang hukum Meng Wanzhou, penerus tahta Huawei, masih berlangsung. Tim pembela Pemerintah Kanada bersikeras menyatakan, kesalahan teknis dalam penangkapan Meng tidak bisa digunakan untuk menunda proses ekstradisinya ke Amerika Serikat (AS).
Jaksa Agung Kanada, Gibb-Carsley mengatakan, Meng menuding ada konspirasi besar antara para pihak yang menangkapnya di Bandara Vancouver akhir tahun lalu.
Namun, tudingan itu belum terbukti. “Komunikasi pada 30 November antara anggota Royal Canadian Mounted Police (RCMP) menunjukkan tidak ada rencana aksi yang melibatkan Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) hingga hari berikutnya,” kata sang Jaksa Agung.
Baca Juga: Penerus Tahta Huawei Kekeuh Enggak Salah, Jaksa Agung Kanada Malah Bilang . . . .
Dalam dokumen yang diserahkan ke pengadilan, CSBA mengaku membuat kesalahan saat berbagi akses kode ponsel Meng dengan Polisi Federal Kanada ketika penangkapan dilakukan.
“Untuk berkonspirasi, harus ada konspirator, harus ada pertemuan pikiran,” kata Carsley lagi, dikutip dari Reuters (3/10/2019).
Kode sandi dibagikan secara tanpa rencana apapun dan dinilai tak bisa menjadi bukti atau untuk mengakses perangkat Meng.
RCMP pun mengonfirmasi, “kami tak mengakses perangkat dan tidak berniat untuk mengakses perangkat karena itu bukan penyelidikan kami.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: