Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Era Pertanian 4.0 Milik Generasi Milenial

        Era Pertanian 4.0 Milik Generasi Milenial Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri 4.0 merupakan industri yang mengedepankan teknologi. Dalam industri 4.0 bidang pertanian, tentu pertanian modern indikasinya. Pertanian modern yang dimaksud bukan didominasi tenaga manusia lagi, melainkan menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan).

        "Maka, era industri 4.0 di bidang pertanian ini merupakan milik generasi milenial karena mereka menguasai teknologi informasi dan komunikasi," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.

        Pembangunan pertanian itu sangat penting karena menyangkut kekuatan suatu negara. Dedi menceritakan, dulu ada negara adidaya bernama Uni Soviet, tetapi di 1988 terjadi paceklik, sehingga terjadi krisis pangan. Dari krisis pangan itulah merembet ke berbagai aspek lainnya, mulai dari perekonomian hingga politik ikut krisis. Akhirnya negara adidaya tersebut runtuh.

        Baca Juga: Langkah Strategis Kemenperin Percepat Transformasi Industri 4.0

        "Sangat jelas sekali bahwa ketahanan pangan menjadi penting. Maka, menangani pangan itu harus serius, revolusioner, dan radikal," ujarnya.

        Karena itu, untuk mencapai ketahanan pangan, yang diperlukan saat ini adalah modernisasi pertanian. Modernisasi pertanian yang paling utama adalah dengan mekanisasi.

        Dedi mengatakan bahwa dengan mekanisasi tentu proses produksi jadi lebih singkat dan hemat biaya.

        "Saya ambil contoh. Sekarang sudah ada traktor yang dikendalikan dengan mesin. Tenaga manusia tetap digunakan, tetapi tidak menyetir traktor secara langsung, melainkan dengan remote dan komputer. Jadi, bisa saja dikendalikan di luar wilayah yang sedang digarapnya. Tentu ini menembus ruang dan waktu. Selain itu, mekanisasi dapat menghemat biaya hingga 60%," terangnya.

        Dalam mewujudkan pertanian modern memang punya semua pihak, tetapi yang menjadi penerus adalah kaum milenial dari segala sisi (bidang). Dedi mengatakan, mahasiswa merupakan kaum milenial penerus pembangunan pertanian, sehingga keterlibatannya sangat penting dalam dunia pertanian Indonesia.

        "Saya sebagai Kepala BPPSDMP saat ini bukanlah kaum milenial lagi. Kalian-kalian inilah (mahasiswa/i) generasi milenial yang melanjutkan ke depannya. Kalian merupakan modal penerus pembangunan pertanian Indonesia saat ini dan masa yang akan datang," ungkapnya.

        Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan, untuk menggaet generasi milenial ikut serta dalam pembangunan pertanian adalah dengan melakukan konsolidasi antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan mahasiswa.

        Caranya dengan melibatkan mereka (mahasiswa) dalam mewujudkan program-program pembangunan pertanian.

        "Walaupun sekarang mahasiswa sudah terlibat dalam program-program yang diusung Kementan, tetapi rencananya tahun depan kami ingin memperkuat kembali peran mahasiswa dalam keikutsertaanya agar mereka lebih konkrit mewujudkan program-program yang ada di Kementan," terang Santi.

        Baca Juga: Dukung Toli-Toli Pertahankan Lahan Pertanian, Kementan Siap Salurkan Bantuan Mekanisasi

        Contoh konkrit keikutsertaan mahasiswa dalam program-program Kementan adalah terlibat dalam program Upsus Pajale, program Siwab, program Bekerja, dan masih banyak lainnya.

        "Jadi kami akan melakukan akselerasi antara Kementan dan mahasiswa. Misalnya kita undang semua eselon I bersama dengan mahasiswa. Lalu, diungkapkan program setiap eselon. Misalnya ada mahasiswa yang tertarik untuk terlibat dalam program Serasi, nanti kami libatkan ke sana," ungkap Santi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: