Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Anggap Remeh, Pahami Bahaya Gumpalan Darah yang Tersembunyi

        Jangan Anggap Remeh, Pahami Bahaya Gumpalan Darah yang Tersembunyi Kredit Foto: IStockphoto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Trombosis adalah suatu kondisi yang membentuk gumpalan darah di pembuluh darah, arteri atau vena. Kondisi ini membuat seseorang rentan terhadap serangan jantung, stroke, atau gumpalan yang mengancam jiwa di paru-paru, yaitu tromboemboli vena atau VTE.

        "Pembekuan darah adalah proses penting yang mencegah pendarahan yang berlebihan dengan membentuk bekuan di atas luka. Setelah sembuh, bekuan itu larut dengan sendirinya," kata Dr Parakh, spesialis bedah pembuluh darah dan endovaskular perifer di Medanta The Medicity Hospital.

        Dr Parakh juga menyampaikan contoh dalam kasus tertentu bahwa gumpalan tersebut tidak sembuh dengan sendirinya.

        "Namun, dalam beberapa kasus, gumpalan tidak sembuh sendiri, atau terbentuk di bagian lain dari tubuh. Kondisi ini disebut trombosis," tambahnya.

        Baca Juga: Ini Anjuran Dokter Cara Cek Tekanan Darah yang Benar

        Dilaporkan Times Now News, penyebab paling signifikan dari kondisi ini adalah terhambatnya aliran darah yang dipicu karena gaya hidup yang menetap atau tetap tidak bergerak untuk waktu yang lama.

        "Penyebab lain termasuk trauma eksternal, yang menyebabkan masalah pada pembuluh darah dan penebalan darah, biasanya karena dehidrasi dan riwayat keluarga trombosis," ujar Dr Parakh.

        Para ahli mengklaim bahwa kesalahpahaman trombosis pada populasi Asia termasuk India lebih rendah daripada populasi Barat.

        "Siapa pun bisa rentan terhadap deep-vein thrombosis (DVT) yang merupakan pembentukan bekuan darah di deep vein, paling sering di kaki," ungkap ahli hematologi di Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Lilavati, Dr Abhay Bhave.

        Dijelaskannya, ada kemungkinan orang sehat terkena DVT setelah tidak beraktivitas selama periode tertentu.

        "Bahkan orang sehat dapat menderita DVT setelah tidak dapat bergerak selama periode waktu tertentu, hanya dalam beberapa minggu," lanjut Dr. Bhave.

        "Sebagai perkiraan rata-rata, pengalaman klinis menunjukkan bahwa setidaknya 9 persen pasien rawat inap meninggal karena kondisi yang disebabkan oleh trombosis paru-paru di India, terutama pada populasi yang lebih muda," katanya lagi.

        Tidak hanya mengetahui bahaya dari kondisi itu penting, tetapi memahami cara-cara efektif untuk mencegah trombosis juga sangat penting untuk menurunkan kemungkinan mengembangkan gangguan. Salah satunya adalah dengan cara menjaga agar tubuh tetap terhidrasi menjadi langkah pencegahan yang perlu diingat oleh pasien atau dengan riwayat keluarga trombosis serta menjalani gaya hidup aktif.

        "Untuk wanita, konsumsi kontrasepsi oral atau terapi penggantian hormon meningkatkan kemungkinan risiko trombosis. Jadi, dosis harus diawasi dengan cermat oleh dokter kandungan," saran Dr. Parakh.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: