Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa Turki tidak punya masalah dengan Kurdi. "Kurdi adalah saudara kita, kita tidak memiliki masalah dengan mereka. Kita hanya memerangi teroris," tutur dia.
Hal itu disampaikan Erdogan dalam siaran stasiun penyiaran milik pemerintah Turki TRT, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (25/10). Dia juga meminta AS untuk menyerahkan pemimpin kelompok milisi Kurdi, Ferhat Abdi Sahin alias Mazloum Kobani kepada Turki. Kobani disebut dicari oleh interpol karena masuk catatan merah.
Baca Juga: Erdogan: Tolong AS Segera Serahkan Pemimpin Kurdi ke Turki!
Erdogan mengatakan negaranya telah dilecehkan oleh kelompok teror di Suriah utara selama delapan tahun. Beberapa negara NATO mempersenjatai kelompok milisi Kurdi. Jerman, Prancis, dan AS bertemu dengan para pemimpin organisasi itu. "Rusia mendesak Turki untuk memasuki Ayn al-Arab (Kobani) Suriah, sedangkan AS meminta yang sebaliknya," katanya.
Bagi Erdogan, persenjataan berat kelompok milisi Kurdi harus diserahkan kepada Turki sebagai anggota NATO. Turki membutuhkan dukungan internasional untuk penyelesaian pengungsi Suriah. Turki pun berencana membangun rumah sakit dan sekolah di zona aman Suriah utara dan memastikan kembalinya para pengungsi secara sukarela ke negaranya.
Erdogan pun mengecam sikap Liga Arab yang mengecam operasi militer Turki di Suriah. Menurutnya, blok itu tidak membantu Turki melindungi jutaan orang Arab. "Liga Arab tidak dapat menyelesaikan masalah apa pun di dunia Muslim," katanya.
Masyarakat internasional, kata Erdogan, telah diberitahu tentang operasi anti-teror Turki di sebelah timur Sungai Efrat di Suriah utara. Dia mengungkapkan, militer Turki hanya bertindak pada strategi anti-ISIS di Suriah. Tujuh anggota tentara Turki, kata Erdogan, tewas di tengah bentrokan di Suriah utara dan 95 orang terluka, sedangkan 96 orang tewas dari Tentara Nasional Suriah dengan 374 lainnya luka-luka. Sebanyak 20 warga sipil menjadi martir dan 187 terluka selama operasi.
Delegasi Turki, kata Erdogan, akan mengunjungi AS pada 13 November untuk membahas perkembangan terakhir di Suriah utara, yang sekarang mencabut sanksi AS terhadap Turki dan hubungan bilateral. Pada 9 Oktober lalu, Turki meluncurkan operasi militer yang dijuluki Musim Semi Perdamaian untuk melenyapkan kelompok bersenjata Kurdi dari Suriah utara di sebelah timur Sungai Efrat. Turki berdalih ingin mengamankan perbatasan Turki untuk membantu pengembalian pengungsi Suriah yang aman dan memastikan integritas teritorial Suriah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: