Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS Klaim Pentolan ISIS Tewas, Tapi Rusia Kok Ragu?

        AS Klaim Pentolan ISIS Tewas, Tapi Rusia Kok Ragu? Kredit Foto: FotoIstimewa
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Rusia menyebutkan pada Senin (28/10/2019) jika Presiden AS Donald Trump berkontribusi besar memerangi terorisme internasional jika serangan AS telah menewaskan pemimpin Negara Islam (ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi sudah mati adalah benar.

        Trump pada Minggu (27/10) membeberkan bahwa Baghdadi tewas usai meledakkan diri dengan menggunakan bom rompi usai terdesak pasukan khusus AS yang menyergap di kediamannya di idlib, Suriah.

        Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov melansir Reuters menuding jika Amerika Serikat telah memberi tahu Rusia tentang operasi serangan tersebut.

        Baca Juga: Iran Sebut ISIS Tak Akan Mati Masih Dibutuhkan AS

        Tetapi dia menyebutkan kepada wartawan bahwa militer Rusia telah melihat pesawat dan drone milik AS di wilayah Suriah.

        "Jika informasi ini (tentang kematian Baghdadi) dikonfirmasi, kami dapat berbicara soal kontribusi besar oleh presiden Amerika Serikat untuk memerangi terorisme internasional," kata Peskov.

        Tetapi Kementerian Pertahanan Rusia meragukan pernyataan Trump. Pada sebuah pernyataan pihaknya tidak memiliki informasi yang dapat dipercaya tentang operasi AS dan mengutip empat alasan mengapa versi peristiwa AS terlihat mencurigakan.

        "Semakin banyak peserta langsung dalam operasi dan negara-negara yang diduga mengambil bagian dalam 'operasi' ini, masing-masing dengan rincian yang sangat kontradiktif, menimbulkan pertanyaan dan keraguan apakah itu terjadi dan khususnya seberapa sukses itu," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

        Baca Juga: Indonesia Akan Waspadai Dampak Tewasnya Pemimpin ISIS

        Tak seperti pemerintah Pusat, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengecilkan arti penting Baghdadi, dengan mengatakan bahwa jika kematiannya sudah benar dipastikan "tidak memiliki arti operasional" pada situasi di Suriah atau pada tindakan para militan yang tersisa di wilayah Idlib.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Bagikan Artikel: