Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga RPO Indonesia Lebih Murah, Penetrasi Pasar Pakistan Meluas?

        Harga RPO Indonesia Lebih Murah, Penetrasi Pasar Pakistan Meluas? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memegang prestasi sebagai eksportir terbesar minyak sawit dan produk turunannya di dunia, Indonesia mampu memasok minyak sawit ke India sebesar 21%, Uni Eropa (UE) 15%, China 14%, dan Pakistan sebesar 8% dari total produksi.

        Beberapa tahun terakhir, Indonesia banyak mengalami hambatan perdagangan dari beberapa negara importir, seperti India dan UE. Selain itu, perang dagang yang terjadi antara AS-China mengakibatkan terjadinya oversupply minyak kedelai sehingga memperkeruh perdagangan minyak sawit Indonesia.

        Penetrasi pasar ke negara lain yang minim restriksi perdagangan seperti Pakistan perlu dilakukan untuk meminimalisasi kisruh perdagangan.

        Baca Juga: Areal Sawit Dunia Lebih Luas daripada Kedelai, Mitos atau Fakta?

        Bagi Pakistan, minyak sawit merupakan minyak nabati utama yang dikonsumsi masyarakat negara tersebut. Berdasarkan jenis produk, Pakistan lebih banyak mengimpor Refined Palm Oil (RPO) dibandingkan Crude Palm Oil (CPO), baik dari Indonesia maupun Malaysia.

        Produk RPO mendominasi ekspor minyak sawit Indonesia ke Pakistan dengan proporsi sebesar 85% dan sisanya 15% adalah CPO. Data Gapki mencatat total ekspor minyak sawit dari Indonesia ke Pakistan pada Juli 2019 meningkat sebesar 15,89% dari 151.000 ton menjadi 175.000 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya.?

        Indonesia telah berhasil menggantikan dominasi dari negara kompetitornya, Malaysia, dalam ekspor RPO ke Pakistan pasca-Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA) yang ditandatangani pada 2012 lalu. PTA merupakan kesepakatan dagang antara Indonesia dan Pakistan. Pakistan menawarkan total keringanan 287 tariff lines pada Indonesia, sedangkan Indonesia memberikan penawaran 216 tariff lines kepada Pakistan.

        Baca Juga: Mengintip Model Pengelolaan Sawit Plasma Pertanian

        Hasil studi PASPI 2019 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dibandingkan Malaysia pada ekspor RPO ke Pakistan. Ekspor produk RPO Indonesia ke Pakistan lebih menguntungkan karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumsi industri Pakistan yang menggunakan RPO, khususnya Olein sebagai bahan baku Vanasphati Ghee.

        Harga ekspor RPO Indonesia yang lebih rendah dibandingkan Malaysia perlu dimanfaatkan sebagai senjata untuk meningkatkan penetrasi pasar sehingga ekspor minyak sawit Indonesia dapat meluas, terutama di Pakistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: