Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Oktober 2019, Inflasi DKI Jakarta Tertekan

        Oktober 2019, Inflasi DKI Jakarta Tertekan Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks harga konsumen (IHK) Provinsi DKI Jakarta pada Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan September yang mencatat deflasi sebesar 0,04%(mtm).

        Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK tahun kalendar sampai dengan Oktober 2019 tercatat sebesar 2,73% (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,65% (yoy).

        Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk memastikan terkendalinya inflasi. Dengan demikian, inflasi 2019 di Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5%?1%.

        Baca Juga: Deflasi Volatile Bikin Inflasi Oktober Terkendali

        Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo mengatakan, peningkatnya tekanan inflasi terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok sandang.

        "Kenaikan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, serta kelompok kesehatan," ujar Hamid di Jakarta, Jumat (1/11/2019).

        Lebih lanjut dijelaskan Hamid, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,01 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada September 2019 sebesar 0,52% (mtm).

        "Lebih tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh inflasi pada subkelompok makanan jadi yaitu sebesar 1,35% (mtm), terutama dari mie dan nasi dengan lauk seiring kenaikan harga bahan baku," tambah Hamid.

        Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencapai 0,15% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,03% (mtm), terutama bersumber dari bahan bakar rumah tangga (BBRT). Sementara itu, inflasi kelompok kesehatan mencapai 0,72% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,61% (mtm), terutama bersumber dari obat-obatan.

        Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Deflasi kelompok bahan makanan terjadi sebesar 0,25% (mtm), yang disumbang oleh deflasi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 3,31% (mtm).

        Baca Juga: Masuki Oktober, Inflasi Diperkirakan 0,02%

        Cabai merah dan cabai rawit merupakan komoditas penyumbang terbesar deflasi pada subkelompok bumbu-bumbuan. Hal tersebut sejalan dengan membaiknya pasokan seiring panen yang terjadi di beberapa daerah penghasil seperti Blitar dan Kediri.

        Sementara itu, deflasi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan terjadi sebesar 0,07% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya tercatat stabil. Hal tersebut dipicu oleh koreksi tarif angkutan udara sejalan dengan penetapan batas bawah dan batas atas oleh Kementrian Perhubungan.

        "Memerhatikan berbagai perkembangan harga di pasar serta bauran kebijakan pemerintah, inflasi pada Oktober 2019 dan keseluruhan tahun diprakirakan tetap terkendali. Tingkat permintaan masyarakat diprakirakan tidak akan mengalami peningkatan signifikan, sejalan dengan tidak adanya momen tertentu yang signifikan dapat mendorong konsumsi," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: