Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PKS Nggak Ada Anis-Fahri Suaranya Tetap Ciamik, Gelora Cuma Perjudian Politik?

        PKS Nggak Ada Anis-Fahri Suaranya Tetap Ciamik, Gelora Cuma Perjudian Politik? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Adi Prayogo mengatakan pembentukan Partai Gelora Indonesia yang dimotori eks pentolan PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah tak akan mempengaruhi ceruk suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

        Baca Juga: Fahri Bikin Partai Gelora, Siap Tarung di Pilkada 2020

        Kendati, Anis Matta dan Fahri Hamzah adalah mantan pengurus PKS, Namun keluarnya mereka tak akan mempengaruhi suara PKS.

        "Enggak pengaruh apa-apa ke PKS karena PKS tetap solid mendukung Sohibul Iman. Buktinya, perolehan suara PKS di Pemilihan Legislatif naik signifikan," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno lewat keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

        Menurut Adi, ini pertama kalinya mantan pentolan PKS membuat partai baru karena dorongan konflik internal. "Baru dalam sejarah, bagi partai yang selama ini mengklaim partai kader," ujar dia.

        Menurut Adi, pembentukan Partai Gelora menjadi perjudian politik di tengah persaingan partai yang luar biasa keras.

        Jika berbicara soal peluang, tentu partai gelora berpeluang berkembang karena di Indonesia, sangat rendah pemilih berasal dari pendukung fanatik partai politik (parpol) tertentu.

        "Angka (pemilih fanatik) di kisaran 30 persen. Itu artinya, ada 70 persen pemilih yang tidak berafiliasi dengan parpol tertentu. Itu ceruk pemilih yang mesti direbut (Partai) Gelora (Indonesia)," kata Adi.

        Sebagai pendatang baru, Adi menilai wajar jika Partai Gelora Indonesia memperluas jangkauan dengan merekrut 'wajah-wajah' lama di dunia perpolitikan.

        Sebagai partai baru, Partai Gelora Indonesia harus memperbanyak mencari tokoh populer berpengaruh yang memiliki basis massa luas.

        "Mereka akan merekrut tokoh yang memiliki basis massa yang kuat dan basis massa yang luas," ujar Adi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: