Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Masih Keok, Dolar AS Tekan Rupiah ke Level Rp14.080

        Masih Keok, Dolar AS Tekan Rupiah ke Level Rp14.080 Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mendekati akhir perdagangan spot pada Rabu (13/11/2019), rupiah masih bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Hingga pukul 15.38 WIB, rupiah terdepresiasi -0,18% ke level Rp14.080 per dolar AS. Depresiasi tersebut jauh berkurang jika dibandingkan dengan beberapa waktu lalu, di mana US$1 dibanderol tinggi senilai ke Rp14.086.

        Minimnya sentimen domestik membuat Sang Garuda kurang bertenaga untuk berbalik melawan. Alhasil, mata uang dunia seperti dolar Australia (-0,18%), euro (-0,12%), dan poundsterling (-0,10%) dengan leluasa menguat di hadapan rupiah.?

        Baca Juga: Gara-Gara Trump, Rupiah Cs Masuk Kandang Macan!

        Meski di tingkat global rupiah tak berdaya, rupiah sedikit beruntung karena tidak sampai menjadi mata uang terlemah di Benua Asia. Sore ini, rupiah unggul terhadap tiga mata uang utama di Asia, yakni ringgit (+0,24%), dolar Taiwan (+0,11%), dan won (+0,08%).

        Adapun mata uang Asia lainnya, seperti baht (-0,41%), dolar Hongkong (-0,22%), dolar Singapura (-0,19%), dan yen (-0,06%) hingga kini masih membuat rupiah tertekan.?

        Baca Juga: Gara-Gara Trump, Rupiah Cs Masuk Kandang Macan!

        Sebagai informasi, hampir semua mata uang Asia tertekan di hadapan dolar AS pada sore hari ini. Kecemasan pelaku pasar terhadap eskalasi perang dagang menjadi faktor utama yang membuat dolar AS begitu seksi jika dibandingkan dengan mata uang lainnya.

        Melansir dari RTI, mata uang Paman Sam itu unggul jauh terhadap dolar Taiwan, won, yen, dolar Hongkong, yuan, dan rupiah. Hanyalah dolar Singapura dan baht yang sejauh dapat membuat dolar AS takluk.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: