Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau Melantai di Bursa Hong Kong, Alibaba Diramal Raup US$15 M

        Mau Melantai di Bursa Hong Kong, Alibaba Diramal Raup US$15 M Kredit Foto: Bloomberg
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konglomerat multinasional China, Alibaba memang sudah tak lagi dipimpin Jack Ma, sang pendirinya. Meski begitu,?ekspansinya tak berhenti. Paling baru, Alibaba siap melakukan?secondary listing?atau mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Hong Kong paling lambat akhir November 2019.

        Ini kali kedua Alibaba melakukan IPO setelah sebelumnya pada 2014 tercatat atau?listing di New York Stock Exchange (NYSE).?

        "Dalam IPO pertama di NYSE September 2014 lalu, Alibaba mencatatkan rekor IPO terbesar dalam sejarah pasar modal dunia dengan mengumpulkan dana hingga US$25 miliar atau setara dengan Rp350 triliun," jelas Chairman NextICorn Daniel Tumiwa, Sabtu (18/11/2019).

        Baca Juga: Tetap Berkembang Ditinggal Jack Ma, Ini Dia Kunci Sukses Alibaba

        Pada saat pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC), Alibaba telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan telah mengajukan aplikasi untuk melakukan secondary listing di bursa saham Hong Kong. Namun, NYSE masih akan terus menjadi tempat listing?utamanya.

        Alibaba sendiri telah mendapat lampu hijau dari regulator Hong Kong untuk melanjutkan penjualan saham. Perusahaan itu akan menerbitkan sebanyak 500 juta saham biasa baru pada secondary listing tersebut, juga menyediakan opsi greenshoe?yang memungkinkan bank penjamin menjual 75 juta saham tambahan.

        Merujuk informasi Businessinsider.com, di IPO kedua ini Alibaba menargetkan untuk memperoleh dana hingga US$13 miliar atau sekitar Rp182 triliun (estimasi kurs Rp14.000 per dolar).

        Sementara?Reuters?dan?South China Morning Post?melaporkan bahwa dari penjualan saham IPO tersebut, raksasa?e-commerce?dunia itu bisa memperoleh dana sekitar US$10 miliar hingga US$15 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: