Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Kritik Dukungan AS atas Permukiman Zionis Tepi Barat, Langkah Itu Bikin...

        Pengamat Kritik Dukungan AS atas Permukiman Zionis Tepi Barat, Langkah Itu Bikin... Kredit Foto: AFP/Thomas Coex
        Warta Ekonomi, Washington -

        Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo telah mengumumkan perubahan kebijakan Washington terhadap permukiman Israel di Tepi Barat. Washington kini menganggap permukiman di tanah Palestina yang diduduki rezim Zionis itu sesuai hukum internasional.

        Pompeo mengatakan AS tidak akan lagi mematuhi pendapat hukum Departemen Luar Negeri 1978 tentang penyelesaian wilayah tersebut. Ia bersikeras perubahan kebijakan yang menyakitkan Palestina ini tidak akan membuat Amerika diisolasi komunitas global.

        Analis mengkritik langkah AS, dengan mengatakan keputusan itu akan membuat konflik Israel dan Palestina yang sudah lebih dari 70 tahun semakin runyam dan penyelesaian konflik menjadi lebih sulit.

        Baca Juga: Tak Acuhkan Palestina, AS Bela Zionis soal Permukiman di Tepi Barat

        "Dia dapat menyatakan bahwa malam adalah siang, tetapi itu tidak akan mengubah fakta bahwa permukiman Israel tidak hanya ilegal menurut hukum internasional, tetapi juga merupakan hambatan besar bagi perdamaian dan stabilitas kawasan kita," kata Hagit Ofran dari kelompok Israel anti-permukiman Peace Now.

        Pengumuman Pompeo menandai contoh besar ketiga, itu menandakan pemerintahan Trump berpihak pada Israel dan terhadap posisi Palestina dan Arab.

        Pada 2017 Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan, pada 2018, Amerika Serikat secara resmi membuka kedutaan di sana. Padahal, kebijakan AS sebelumnya adalah bahwa status Yerusalem harus diputuskan oleh para pihak yang terlibat konflik.

        Pada bulan Maret, Trump mengakui pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel tahun 1981 dari Suriah yang memicu kemarahan Damaskus.

        Sampai Senin (18/11/2019) malam, tidak ada negara lain yang mengikuti AS dengan menyatakan bahwa mereka telah berhenti memandang permukiman Israel di Tepi Barat sebagai pelanggaran hukum internasional.

        Langkah pemerintah Trump diduga mungkin bertujuan untuk membantu Netanyahu ketika dia mencoba untuk tetap berkuasa. Setelah dua pemilu yang tidak meyakinkan tahun ini, Netanyahu dan saingannya Benjamin Gantz berjuang untuk membentuk koalisi yang berkuasa.

        Martin Indyk, mantan negosiator perdamaian AS, menggambarkan keputusan pemerintah Trump sebagai "langkah yang serampangan".

        ?Mengapa menampar muka orang Palestina lagi? Mengapa mendorong gerakan permukiman/pencaplokan pada saat Gantz sedang berusaha membentuk pemerintahan?," tanya dia, seperti dikutip Reuters, Selasa (19/11/2019).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: