Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Bergejolak, Bursa Asia Respons Cepat Sinyal Arah Kebijakan Moneter Dunia

Pasar Bergejolak, Bursa Asia Respons Cepat Sinyal Arah Kebijakan Moneter Dunia Kredit Foto: AP Photo/Andy Wong
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa mencatat pergerakan beragam pada penutupan perdagangan di Rabu (15/1). Sentimen investor terpengaruh oleh sinyal arah kebijakan moneter yang diambil oleh berbagai negara di dunia.

Dilansir dari CNBC International, Kamis (16/1), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks yang tergolong masuk dalam Bursa Asia. Mayoritas indeks bergerak dengan fluktuaktif menyusuk ketidakpastian ekonomi global:

  • Hang Seng (Hong Kong): Menguat 0,34% ke 19.286,07.
  • Shanghai Composite (China): Melemah 0,43% ke 3.227,12.
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun tipis 0,08% ke 38.444,58.
  • Topix (Jepang): Naik 0,31% ke 2.690,81.
  • Kospi (Korea Selatan): Turun tipis 0,024% ke 2.496,81.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,90% ke 711,61.
  • ASX 200 (Australia): Menguat 0,48% ke 8.231.

Pasar menyoroti sejumlah data perekonomian serta arah kebijakan moneter sejumlah negara utama dunia. Indeks Harga Produsen (CPI) Amerika Serikat (AS) Desember 2024 tercatat hanya yang naik 0,2%. Capaian ini lebih rendah dari ekspektasi pasar yang percaya data tersebut bisa naik hingga 0,4%.

Data yang lebih rendah ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar ekuitas karena memperkuat sinyal bahwa suku bunga akan dipangkas lebih cepat oleh Federal Reserve (The Fed).

Adapun Jepang mengindikasikan awal pekan ini bahwa bank sentralnya kemungkinan akan membahas potensi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan meski perkembangan harga dan ekspektasi inflasi secara umum masih sesuai rencana dari pemerintah setempat.

China juga turut menjadi sorotan setelah bank sentral mereka mengambil langkah untuk  meningkatkan suntikan likuiditas jangka pendek. Hal tersebut diharapkan bisa menjadi booster ekonomi menyusul Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: BEI Hentikan Perdagangan Dua Emiten, Pelototi Saham Perusahaan Suami Puan Maharani

Di sisi lain, negara tersebut juga masih mengalami perlambatan ekonomi yang ditandai dengan penurunan impor minyak mentah hingga data ekonomi yang kurang menggembirakan di China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: