Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prixa Tawarkan Periksa dan Manajemen Kesehatan Berbasis AI

        Prixa Tawarkan Periksa dan Manajemen Kesehatan Berbasis AI Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di tengah perkembangan teknologi digital dewasa ini membuat segalanya menjadi makin terasa mudah. Termasuk untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, saat ini ada platform yang dapat digunakan.

        Salah satu platform pemeriksaan itu adalah Prixa. Melalui website prixa.ai/prixasekarang, pengakses dapat melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri. Untuk melakukannya, cukup masukkan informasi mengenai jenis kelamin, usia, kebiasaan hidup, dan gejala-gejala yang dirasakan. Setelah menjawab beberapa pertanyaan, pada tahap terakhir akan keluar prediksi penyakit yang sedang diderita.

        Baca Juga: Jawab Tantangan Revolusi Industri 4.0, Pelayanan Kesehatan Butuh Inovasi

        CEO Prixa, James Roring, saat peluncuran Prixa, Selasa (19/11/2019), mengatakan bahwa Prixa platform periksa kesehatan berbasis Artificial Intelligence (Al) berupa hasil percakapan berupa analisis penyakit yang sedang dirasakan oleh pengguna. Ada sekitar 600 penyakit yang dapat dideteksi.

        Ke depan, Prixa juga akan memperkenalkan manajamen terpadu di aplikasi Prixa. Sistem tersebut akan membantu proses klaim jika masyarakat menggunakan asuransi yang bermitra dengan Prixa. Dengan demikian, Prixa tidak hanya digunakan oleh masyarakat, tetapi juga menjadi manajemen kesehatan terpadu bagi masyarakat Indonesia.

        Sesuai dengan visi Prixa, memberikan jaminan ketenangan masa depan bagi Anda dan generasi penerus kita dengan menjadi perusahaan teknologi pertama yang menyediakan platform manajemen kesehatan yang terpadu. Sebagai perusahaan Indonesia, Prixa melihat bagaimana layanan yang diberikan dapat memberikan dampak secara positif dalam memperbaiki keseluruhan manajemen kesehatan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi.

        "Kami ingin melakukan hal itu dengan cara yang humanis. Kami senang dapat bekerja sama dengan beberapa pemain besar di sektor asuransi, penyedia layanan kesehatan, dan juga perusahaan di bidang konsumen. Saat ini kami sedang dalam proses memperluas bisnis kami," ujar James.

        James mengatakan, pilar pertama platform manajemen kesehatan terpadu, sistem periksa tepat yang berbasis AI Prixa menata ulang berbagai keahlian dan pengalaman tim dokter dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dan menyusun segenap keahlian yang berharga itu menjadi sebuah sistem yang terpadu dan terukur. Dua pilar lainnya yang akan hadir tidak lama lagi, yakni sistem klaim online terintegrasi dan sistem manajemen risiko.

        Sistem klaim online terintegrasi ini akan mengotomatisasi proses klaim manual yang panjang dan tidak efisien dengan mendigitalisasi prosedur standar operasinya. Kemudian, sistem manajemen risiko akan mempersonalisasi kemampuan data untuk dapat menilai risiko setiap individu dan memberdayakan mereka dengan wawasan untuk membuat keputusan yang sesuai dalam hal kesehatan.

        "Pilar-pilar utama tersebut membentuk fondasi platform manajemen kesehatan Prixa yang terpadu," jelas James.

        James juga mengungkapkan, merujuk pada analisis lanskap Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia berdasarkan publikasi oleh Oliver Wyman dan PWC, Prixa melihat saat ini banyak ditemukan tantangan di infrastruktur bidang kesehatan di Indonesia, terutama mengenai ketersediaan dokter. Dengan angka populasi sebesar 267 juta jiwa saat ini, sangat disayangkan bahwa Indonesia hanya memiliki rata-rata satu dokter untuk setiap empat ribu populasi, sedangkan rekomendasi dari WHO adalah satu dokter untuk setiap seribu populasi.

        Baca Juga: Investasi Mikro Diyakini Bakal Melesat Karena Platform Digital

        Selanjutnya, sebagian besar biaya pelayanan kesehatan masih dibayarkan dengan uang tunai. Namun, penetrasi asuransi kesehatan swasta masih tergolong rendah. Terakhir, inovasi industri asuransi Indonesia, merujuk pada publikasi survei yang dilakukan PWC, masih tertinggal jauh dibanding industri lainnya. Ketersediaan sarana digital berbasis data tidak diberdayakan secepat industri-industri lain. Laporan PWC tersebut juga menyatakan pemaparan para eksekutif C-Ievel di bidang asuransi bahwa banyak proses administratif masih tetap dilakukan dengan sangat manual, menyebabkan terjadinya penundaan dan kesalahan.

        "Terdapat banyak peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia seperti Prixa untuk meringankan isu-isu tersebut, yang diharapkan dapat mengubah arahan manajemen kesehatan di Indonesia," tutup James.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: