Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Calon Presiden AS: Perlakukan Palestina dengan Bermartabat

        Calon Presiden AS: Perlakukan Palestina dengan Bermartabat Kredit Foto: Unsplash/Paul Weaver
        Warta Ekonomi, Washington -

        Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Bernie Sanders menyerukan agar Palestina diperlakukan dengan bermartabat. Hal itu dia ungkapkan saat mengikuti debat calon presiden Demokrat pada Rabu (20/11).

        Dalam debat tersebut, para kandidat Demokrat ditanya apakah akan mengambil sikap yang lebih keras terhadap Arab Saudi jika terpilih sebagai presiden AS. Hal itu mengingat catatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan Riyadh.

        Baca Juga: Ulah AS Bikin UE Terus Didesak Akui Negara Palestina

        Semua kandidat mengatakan akan menerapkan sikap kurang berdamai dengan Saudi. Pada momen tersebut, Sanders mengatakan bahwa dia juga akan bersikap keras terhadap Israel.

        "Tidak lagi cukup bagi kita untuk menjadi pro-Israel. Saya pro-Israel, tapi kita harus memperlakukan rakyat Palestina dengan martabat yang layak mereka dapatkan," ujar Sanders dikutip laman The Times of Israel.

        Pernyataan Sanders pun disambut riuh tepuk tangan. Saat ini AS sedang menghadapi kritik keras dari berbagai pihak karena tak lagi menganggap ilegal permukiman Israel di wilayah Palestina.

        Israel mengapresiasi sikap terbaru Washington tersebut. "Kebijakan ini mencerminkan kebenaran historis bahwa orang-orang Yahudi bukanlah penjajah asing di Yudea dan Samaria (Tepi Barat)," ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (18/11).

        Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, turut menyambut langkah Washington. Menurutnya memang tidak ada perselisihan tentang hak orang Yahudi atas tanah Israel.

        "Saya ingin mengucapkan terima kasih pada pemerintahan (Presiden AS Donald) Trump atas dukungannya yang konsisten dan teguh terhadap Israel serta komitmennya memajukan hubungan antara rakyat di kawasan ini dan menciptakan Timur Tengah yang makmur serta stabil," kata Katz.

        Saat ini terdapat lebih dari 100 permukiman ilegal israel di Tepi Barat. Permukiman itu dihuni sekitar 650 ribu warga Yahudi Israel. Masifnya pembangunan permukiman ilegal, termasuk di Yerusalem Timur, dinilai menjadi penghambat terbesar untuk mewujudkan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: