Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        5000 Orang di Kongo Tewas karena Campak

        5000 Orang di Kongo Tewas karena Campak Kredit Foto: Ilustrasi Foto/Shutter Stock
        Warta Ekonomi, Kinshasa -

        Campak telah menewaskan hampir lima ribu orang di Republik Demokratik Kongo pada 2019. Pihak berwenang mengatakan jumlah korban besar itu setelah penyakit menyebar ke semua provinsi di negara itu.

        Pada tahun ini saja hampir seperempat juta orang di Kongo telah terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ini adalah epidemi terbesar dan bergerak tercepat di dunia.

        Campak di Kongo sekarang telah membunuh lebih dari dua kali lipat jumlah yang meninggal akibat Ebola di negara itu dalam 15 bulan terakhir. Pemerintah Kongo dan WHO meluncurkan program vaksin asi darurat pada September. Program ini bertujuan untuk menyuntik lebih dari 800 ribu anak-anak. Dikutip dari BBC, mayoritas yang terinfeksi adalah bayi.

        Baca Juga: Darurat Wabah Ebola, Pemerintah RD Kongo Lakukan Ini

        Namun infrastruktur yang buruk, serangan terhadap pusat-pusat kesehatan, dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan rutin menjadi penghambat menghentikan penyebaran penyakit. Saat ini empat juta anak telah divaksinasi. Akan tetapi, para ahli memperingatkan jumlah ini kurang dari setengah jumlah keseluruhan masyarakat, terlebih lagi ketersediaan vaksin kurang.

        Campak adalah virus yang pada awalnya menyebabkan pilek, bersin, dan demam. Beberapa hari kemudian menyebabkan ruam bernoda yang dimulai pada wajah dan menyebar ke seluruh tubuh. Kebanyakan orang akan pulih tetapi campak dapat menyebabkan cacat seumur hidup.

        Bahkan penyakit ini bisa mematikan, terutama jika menyebabkan pneumonia di paru-paru atau ensefalitis atau pembengkakan di otak. Diperkirakan secara global 110 ribu orang meninggal akibat campak setiap tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: