Banyak Panggilan Telepon Enggak Jelas di Indonesia Punya Dampak Buruk! Ini Dia Penjelasannya . . . .
Indonesia menduduki posisi tiga besar dalam daftar penerima telepon spam?tertinggi secara global setelah Brasil dan Peru, menurut laporan terbaru dari Truecaller, aplikasi yang mampu memblokir panggilan?spam.
Dalam laporan berjudul 'Truecaller Insight Report 2019', jumlah panggilan spam di Tanah Air melonjak pesat. Buktinya, dari posisi ke-16, Indonesia langsung melesat ke posisi tiga.
"(Indonesia) menerima panggilan?spam terbanyak di Asia Tenggara, ada 27,9 setiap bulan. Pada tahun sebelumnya, hanya ada 8,5 panggilan?spam dalam sebulan," kata?Director of Communications?Truecaller, Kim Fai Kok dalam keterangan resminya, Kamis (5/12/2019).
Baca Juga: Curi Uang Rp1,4 Triliun dengan Retas..., Hacker Top Rusia Jadi Buronan AS
Panggilan spam terbanyak berasal dari bank, layanan finansial, dan?broker asuransi; 64% dari jumlah keseluruhan. Parahnya, total penipuan melalui telepon bertumbuh dua kali lipat daripada tahun lalu, awalnya hanya 10% tapi kini mencapai 21%.
Kim menambahkan, "artinya, 1 dari 5 telepon?spam adalah penipuan."
Bagaimana dengan bentuk penipuannya? Panggilan tipuan dari rumah sakit jadi bentuk yang paling banyak terjadi, di mana penelepon mencoba mengabarkan salah satu anggota keluarga atau teman dari penerima panggilan masuk memerlukan biaya perawatan.
"Peristiwa kerusuhan dari sejumlah aksi massa di Indonesia dimanfaatkan oleh penipu untuk memperdaya masyarakat," jelas Kim.
Spam bukan cuma berbentuk panggilan, ada pula yang disampaikan lewat pesan singkat. Indonesia menduduki peringkat 10 sebagai negara dengan pesan singkat spam terbanyak dunia. Pasalnya, satu pengguna ponsel di Tanah Air rata-rata menerima 46 pesan spam tiap bulannya.
Tiga peringkat teratas diduduki oleh Ethiopia, Afrika Selatan, dan Kenya. "Masing-masing negara itu menerima 119, 114, dan 102 pesan spam," imbuh Kim.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: