Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Ancam Orang yang Seneng Impor Minyak: Hati-Hati Kamu!

        Jokowi Ancam Orang yang Seneng Impor Minyak: Hati-Hati Kamu! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dirinya sudah mengetahui siapa para pemain yang gemar mengimpor minyak dan gas atau LPG. Hal tersebut dikatakan terkait besarnya impor minyak dan gas (migas) yang dilakukan oleh Indonesia.

        "Saya cari, sudah ketemu siapa yang seneng impor sudah mengerti saya. Saya ingatkan bolak balik kamu hati-hati, saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas. Gara gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin sudah nggak ada impor gas lagi. Saya kerja apa Pak? Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini," tegasnya dalam acara pembukaan Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019).

        Baca Juga: Stop Retorika Pemberantasan Mafia Migas, Segera Adili Ahok!

        Baca Juga: PBB Tak Bisa Konfirmasi Rudal Milik Iran Serang Kilang Minyak Arab Saudi

        Lanjutnya, ia mengatakan senangnya Indonesia mengimpor LPG, padahal LPG ini bisa dibuat dari batu bara yang melimpah. Seperti, soal batu bara menjadi LPG ini.

        Ia mengatakan bisa dilakukan lewat fasilitas pengolahan dimethyl ether (DME), gas dari batu bara yang menggantikan liquid petroleum gas (LPG). Jika DME diolah dari batu bara, akan jauh lebih murah daripada lifting minyak dan gas alam.

        Kemudian soal produksi minyak Indonesia terus turun, "Ini karena masih senang impor minyak. Sudah saya pelajari, nggak benar kita ini. Avtur masih impor, padahal crude palm oil bisa dipidah menjadi avtur, kok kita senang impor avtur karena ada yang hobinya impor karena untung gede," ungkap dia.

        Diketahui, dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari-Oktober 2019 angka impor migas Indonesia mencapai US$ 17,617 miliar atau Rp246,6 triliun turun tipis dari periode yang sama tahun lalu US$ 24,97 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: