Sebuah kapal mata-mata Rusia kembali ke perairan internasional di lepas pantai tenggara Amerika Serikat (AS). Dua pejabat AS mengatakan kapal mata-mata Rusia beroperasi dengan cara yang tidak aman.
"Kapal mata-mata Rusia, Viktor Leonov, telah berlayar di lepas pantai Carolina Selatan dan Florida dalam beberapa hari terakhir," ujar seorang pejabat AS seperti dikutip dari CNN, Selasa (17/12/2019).
Baca Juga: Australia Siap Rogoh Kocek Rp9,9 Triliun Demi Tampung Kapal Perang AS
Pejabat itu menambahkan bahwa tindakan kapal itu dipastikan tidak aman karena tidak menggunakan lampu yang menyala di cuaca yang rendah visibilitasnya dan tidak menanggapi seruan dari kapal komersil yang berusaha untuk mengetahui posisinya guna membantu menghindari potensi kecelakaan.
Pejabat itu mengatakan kapal mata-mata kelas Vishnya itu juga terlibat dalam "manuver tak menentu lainnya."
Seorang pejabat Penjaga Pantai AS mengatakan kepada CNN bahwa Penjaga Pantai menyiarkan "Buletin Informasi Keselamatan Laut" untuk memperingatkan pelaut di daerah itu tentang keberadaan kapal Rusia dan perilakunya.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada CNN bahwa kapal Angkatan Laut AS USS Mahan, sebuah kapal perusak kelas Arleigh Burke, beroperasi dekat dengan kapal Rusia itu.
Viktor Leonov secara teratur berpatroli di perairan internasional di sepanjang pantai timur AS, yang dilakukannya setiap tahun sejak 2015. Kapal Rusia itu juga secara rutin beroperasi di Karibia, termasuk Kuba serta Trinidad dan Tobago.
Kehadiran kapal Rusia di lepas pantai AS terjadi ketika kapal perusak berpeluru kendali Angkatan Laut AS kelas Arleigh Burke, USS Ross mengunjungi Constanta, Rumania, Senin untuk apa yang oleh Angkatan Laut sebut sebagai "kunjungan pelabuhan terjadwal." Kunjungan itu bagian dari upaya AS untuk meningkatkan kemampuan kehadirannya di Laut Hitam dan mendukung mitra regional seperti negara sekutunya di NATO, Rumania.
Rusia telah meningkatkan kehadiran militernya di daerah itu sejak merebut Crimea dari Ukraina pada 2014 dan secara teratur membayangi kapal perang Amerika ketika mereka beroperasi di Laut Hitam.
"Crimea benar-benar kurang lebih, menurut orang-orang masyarakat sipil kami, telah menjadi sebuah kamp bersenjata," kata Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Buruh Rob Destro, kepada wartawan ketika ia membahas "Militerisasi Crimea."
Ketegangan antara Moskow dan Washington tetap tinggi. Hanya beberapa hari yang lalu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengunjungi Gedung Putih dan berulang kali mengangkat kekhawatiran Rusia tentang AS yang berpotensi membongkar perjanjian senjata nuklir terakhir yang tersisa di antara kedua kekuatan, sebuah langkah yang dapat menyalakan kembali perlombaan senjata AS-Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: