Asuransi Bintang Perkirakan Perolehan Premi Capai Rp448,8 Miliar Tahun Ini
PT Asuransi Bintang Tbk memperkirakan perolehan premi bruto perseroan sepanjang tahun ini dapat mencapai Rp448,8 miliar atau tumbuh 1,12% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar Rp443,6 miliar. Hal ini tak lepas dari kondisi ekonomi tahun ini yang cukup tertekan sehingga memberikan tantangan bagi industri asuransi umum dalam mengoleksi premi.
Direktur Utama Asuransi Bintang, HSM Widodo, mengatakan bahwa hingga Oktober 2019, perseroan telah mengantongi premi sebesar Rp341,09 miliar. Jumlah ini naik tipis 2,11% dibanding periode yang sama di tahun kemarin.
Baca Juga: Era Digital, Sequis Rambah Asuransi Online
"Peningkatan premi bruto sebesar 2,11% yang dikontribusikan terutama dari jenis Asuransi Motor Vehicle, Property, Varia, dan Marine Hull," kata dia dalam Public Expose di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Secara rinci, lini asuransi properti menjadi penyumbang terbesar premi perseroan di segmen bisnis konvensional yakni sebesar 44%. Diikuti oleh asuransi kendaraan bermotor yang berkontribusi sebanyak 23%.
Selain Premi, Widodo memperkirakan, hasil underwriting diproyeksikan mengalami penurunan terutama disebabkan oleh meningkatnya beban klaim bersih sebesar Rp17,5 miliar atau 23,55%. Meski demikian, beban usaha turun sebesar 4,69%, sementara produksi ditargetkan tumbuh 2,11% dan laba bersih diproyeksikan sebesar Rp8,2 miliar atau menurun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp13,9 miliar.
Merosotnya laba bersih, kata Widodo, karena meningkatkannya klaim netto yang dibayarkan Asuransi Bintang tahun ini. Tercatat, klaim netto mengalami peningkatan sebesar Rp23,18 miliar atau naik 41,2% yang secara prosentase terhadap premi bruto mengalami kenaikan dari 17% di tahun 2018 menjadi 23% di tahun 2019.
"Peningkatan klaim tahun 2019, terutama pada jenis asuransi Property & Motor Vehicle sebagai konsekuensi umum dari peningkatan pendapatan premi bruto sebesar 12,68% dan peningkatan portfolio risiko sebesar kurang lebih 40% yang terjadi pada tahun sebelumnya. Beberapa alternatif perbaikan sudah dilakukan dari sisi seleksi risiko untuk memastikan terjadinya pertumbuhan yang sehat ke depannya," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: