Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPDP-KS Bidik Peremajaan Sawit 500 Ribu Hektare

        BPDP-KS Bidik Peremajaan Sawit 500 Ribu Hektare Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) telah menyusun beberapa fokus kerja di 2020. Di antaranya upaya stabilisasi harga melalui program penggunaan biodiesel yang akan dimulai pada Januari 2020. Pengggunaan biodiesel ini akan ditingkatkan dari semula campuran 20% biodiesel pada setiap liter bahan bakar solar (B20) menjadi B30.

        Direktur Utama BPDP-KS Dono Boestami mengatakan, selain itu, pihaknya akan menyediakan dukungan dana bagi pengembangan industri bahan bakar berbasis sawit.

        "Dengan program ini, diharapkan Indonesia akan mampu menghasilkan minyak mentah dari sumber daya nabati sawit yang berasal dari dalam negeri dan mengurangi ketergantungan akan impor minyak mentah dari luar negeri," kata Dono di Jakarta, Kamis (19/12/2019).

        Baca Juga: Meningkat 600%, BPDPKS: Replanting Kebun Sawit Rakyat Capai... Ha

        Di sisi lain, lanjut Dono, program peremajaan akan diarahkan untuk meremajakan pohon sawit untuk 500 ribu hektare selama tiga tahun ke depan. Untuk itu, saat ini tengah dipersiapkan perbaikan pada prosedur dan tata kerja program peremajaan, termasuk alternatif untuk menggunakan pihak surveyor untuk melakukan verifikasi petani dan lahan yang akan didanai dengan dana peremajaan BPDP-KS.

        Upaya ini akan didukung dengan konsolidasi data lahan dan produksi sawit, pendataan petani sawit rakyat, perbaikan tata kelola pasokan dari petani ke pabrik kelapa sawit, dan perbaikan infrastruktur logistik, serta penyediaan akses yang lebih luas kepada petani swadaya atas informasi yang penting untuk meningkatkan daya tawar petani swadaya dalam penjualan TBS dan hasil sawit lainnya.

        Dalam bidang penelitian dan pengembangan, BPDP-KS, kata Dono, akan mendorong riset yang tepat guna dan dapat diaplilasikan oleh masyarakat, khususnya petani sawit. Selain itu, riset-riset tersebut akan diarahkan untuk mempercepat proses hilirisasi produk sawit.

        "Dengan riset-riset seperti ini, maka petani sawit dan industri sawit dapat meningkatkan nilai jual TBS produksi sawit yang selama ini hanya bersumber dari hasil CPO menjadi produk-produk turunan lainnya yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi," tambahnya.

        Lebih lanjut, program ini memprioritaskan pengembangan pasar domestik untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pasar global.

        Baca Juga:?Sawit Kalteng & Kalsel: Gak Luas Banget Sih, Tapi Paling Produktif!

        Di sisi lain, dalam pengembangan SDM petani akan terus dilanjutkan untuk menciptakan petani dan pelaku industri yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas industri sawit, baik di sektor hulu maupun hilir.

        Untuk promosi, BPDP-KS berkomitmen untuk menyediakan dukungan dana untuk memperluas pasar ekspor, antara lain ke China, India, dan Pakistan.

        "Pada pasar domestik kami akan mendukung upaya untuk mengenalkan penggunaan sawit pada bidang kesehatan seperti penggunaan minyak goreng kemasan dan minyak sawit untuk pencegahan stunting," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: