Seorang tentara Amerika Serikat (AS) terbunuh di Afghanistan pada hari Senin (23/12/2019). Kematian tersebut menambah jumlah tentara Amerika yang tewas selama operasi tempur di negara itu menjadi 20 orang sepanjang tahun 2019.
Militer Amerika, seperti dikutip Reuters, tidak memberikan rincian lebih lanjut termasuk nama tentara yang tewas sampai keluarga korban diberitahu.
Sekitar 20.000 tentara asing, sebagian besar dari mereka adalah orang Amerika, berada di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk melatih, membantu, dan memberi nasihat kepada pasukan Afghanistan. Beberapa pasukan AS melakukan operasi kontra-terorisme terhadap kelompok-kelompok militan.
Baca Juga: Trump Bakal Tarik Mundur Sebagian Militer AS dari Afghanistan
Sekadar perbandingan, jumlah tentara Amerika yang tewas di Afghanistan sepanjang tahun 2019 adalah 20 orang. Pada 2018 sebanyak 13 tentara Amerika tewas dan 11 tentara Amerika terbunuh pada tahun 2017.
Kematian terbaru di pihak militer Washington ini terjadi di tengah gejolak politik, yakni ketika Jenderal Austin S. Miller?komandan misi NATO di Afghanistan?menavigasi dukungan untuk militer Afghanistan. Dia juga menghadapi kemungkinan penarikan pasukan dan memulai kembali perundingan perdamaian antara diplomat Amerika dan pejabat Taliban di Qatar.
Kesepakatan awal antara kedua belah pihak ditinggalkan oleh Presiden Trump pada bulan September setelah sebuah bom mobil di Kabul menewaskan seorang tentara Amerika, seorang prajurit NATO dan 10 orang lainnya. Seorang pejabat militer AS mengatakan hilangnya lebih banyak tentara Amerika dalam perang 18 tahun di negara itu dapat sekali lagi menggagalkan proses perundingan.
Ada 12.000 hingga 13.000 tentara Amerika di Afghanistan, meskipun Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan jumlah itu kemungkinan akan berkurang menjadi 8.600 tentara jika tidak ada kesepakatan dengan Taliban. Gedung Putih pada awalnya berencana untuk mulai menarik pasukan sebagai bagian dari kesepakatan yang hampir diumumkan dengan Taliban pada bulan September.
"Kami memiliki misi di Afghanistan," kata Esper saat konferensi pers pada hari Jumat di Pentagon. "Jadi, sampai kita yakin bahwa misi telah selesai, kita akan mempertahankan kehadiran untuk melakukan itu."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: