China dipastikan bakal semakin memperluas pilot project penggunaan platform pembiayaan lintas batas yang telah dikembangkannya berbasis teknologi blockchain. Saat ini platform pembiayaan itu diyakini telah digunakan di 19 provinsi dari total 23 provinsi yang ada di China.
Sebagaimana dilansir Reuters, seorang tokoh senior yang bekerja di kantor pengawas valuta asing China mengklaim bahwa negaranya saat ini semakin tertarik terhadap setiap upaya implementasi teknologi blockchain di berbagai sektor kehidupan.
China disebut bakal terdorong untuk terus menjelajahi berbagai area di mana platform pembiayaan berbasis blockchain itu mungkin untuk digunakan.
Baca Juga:?Demi Maksimalkan Cuan, Twitter Bakal Desentralisasi Sistem dengan Blockchain
"(China) akan secara bertahap memperluas cakupan pilot (project-nya) dan skenario aplikasi teknologi blockchain dalam aktivitas pembiayaan lintas batas dan macro prudential management," ujar Deputy Head of the State Administration of Foreign Exchange, Lu Lei, dalam laporan Reuters tersebut.
Menurut Lei, China saat ini memiliki tujuan khusus untuk mempercepat integrasi antara aktivitas fintech dan devisa melalui penyebaran sistem blockchain yang dilakukannya. Guna mendukung upaya tersebut, para petinggi pemerintahan disebut bakal meluncurkan studi komprehensif sesuai bidangnya masing-masing.
"Studi ini akan fokus pada reformasi valuta asing yang berkaitan dengan cryptocurrency dan juga mengeksplorasi pembangunan regulasi valuta asing serta sistem teknologi di bawah situasi yang baru," tutur Lei.
Bulan lalu, surat kabar lokal China, Cina GlobalTimes, juga melaporkan bahwa pemerintah telah memperluas proyek platform blockchain-nya yang saat ini telah digunakan di 19 dari 23 provinsi yang ada.
Baca Juga: Top! PBB Cegah Eksploitasi Buruh Migran Hong Kong Lewat Blockchain
Sejak diluncurkan pada Maret lalu, platform baru ini diketahui telah memproses sedikitnya 6.370 transaksi dan memberikan US$6,8 miliar pinjaman ke lebih dari 1.262 perusahaan. Mayoritas klien penerima pembiayaan tersebut merupakan perusahaan kecil dan menengah.
Pemanfaatan teknologi blockchain dalam platform ini diyakini mampu memangkas waktu pemrosesan dari dua hari menjadi hanya 15 menit, serta mengurangi kompleksitas dokumen serta berbagai upaya penipuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: