Menulis Diyakini Bantu Atasi Kecemasan dan Stres, Ini Penjelasannya
Sebuah riset terbaru di Michigan State University (MSU), menemukan menghilangkan kecemasan dan stres lebih efektif dengan menuliskannya daripada menceritakannya. Riset itu berhasil menemukan bukti neural pertama tentang manfaat menulis ekspresif.
Riset yang dipublikasikan di jurnal Psychophysiology itu dipmpin oleh Hans Schroder. Ia adalah lulusan doktoral MSU yang sekarang melakukan penelitian di Laboratorium untuk Neuroscience Terjemahan dan Afektif di Rumah Sakit McLean di Belmont, Massachusetts, Amerika Serikat.
Dikutip dari Health 24, Sabtu (11/1/2020), disebutkan riset itu menyatakan menulis tentang stres, kecemasan, dan kekhawatiran dapat membebaskan otak. Sehingga seseorang dapat menyelesaikan tugas-tugasnya yang lain dengan lebih efektif.
Para peneliti sebenarnya sudah cukup lama mengetahui kecemasan secara terus-menerus akan menguras mental. Apalagi ketika dalam kondisi cemas, seseorang mendapatkan pekerjaan tambahan, maka semuanya akan menjadi hal yang sulit.
Dalam riset MCU, ditemukan para partisipan yang menulis secara ekspresif tentang perasaan mereka mampu melepaskan kekhawatiran dan membuat otak mereka berjalan secara efisien. Di sisi lain, peserta studi yang tidak menulis tentang perasaan mereka, kondisinya tetap stres dan terpaksa menguras energi lebih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Jadi, bila suatu saat Anda merasa kewalahan dan berpikir berjalan-jalan untuk menjernihkan pikiran, mungkin akan lebih bermanfaat jika Anda membuka jurnal. Catatlah apa yang sebenarnya mengganggu Anda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: