Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waspada! Trojan Baru Intai Penggila Belanja Online Lho

        Waspada! Trojan Baru Intai Penggila Belanja Online Lho Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketika penjualan akhir tahun menyerbu toko-toko, baik para pengguna dan pemilik merek harus selalu waspada. Saat memilih tempat belanja, para pengguna cenderung bergantung pada ulasan. Sementara penjual akan meningkatkan anggaran pada iklan dan aktivitas promosi mereka.

        Nyatanya, tidak ada yang dapat dipercaya sepenuhnya pada dunia daring. Aplikasi Trojan terbaru mampu melancarkan aksinya dengan cara meningkatkan pemasangan dan peringkat aplikasi belanja populer, serta menyebarkan sejumlah iklan yang dapat mengganggu pengguna.

        Trojan yang dijuluki Shopper ini pertama kali menarik perhatian para peneliti setelah kebingungan yang menyebar dari penggunaan layanan Aksesibilitas Google. Layanan ini memungkinkan untuk mengatur suara yang dapat membacakan konten aplikasi dan mengotomatisasi interaksi antarmuka pengguna (layanan ini dirancang untuk membantu orang-orang disabilitas). Namun, di tangan pelaku kejahatan siber, fitur ini dapat menghadirkan ancaman serius bagi pemilik perangkat.

        Baca Juga: Kejahatan Siber Mengancam, Kaspersky Kenalkan Cincin Sidik Jari Jaga Data Biometrik Aman

        Setelah memiliki izin menggunakan layanan ini, malware dapat memperoleh peluang hampir tak terbatas untuk berinteraksi dengan antarmuka sistem dan aplikasi. Itu dapat menangkap data yang ditampilkan di layar, menekan tombol bahkan meniru gerakan pengguna.

        Belum diketahui bagaimana cara aplikasi berbahaya ini disebarkan, namun peneliti Kaspersky berpendapat bahwa itu dapat diunduh oleh pemilik perangkat dari iklan palsu atau toko aplikasi pihak ketiga saat mencoba untuk mendapatkan aplikasi yang sah.

        Aplikasi ini menyamar sebagai aplikasi sistem dan menggunakan ikon sistem bernama ConfigAPK untuk menyembunyikan diri dari pengguna. Setelah layar tidak terkunci, aplikasi meluncur, mengumpulkan informasi tentang perangkat korban, dan mengirimkannya ke server pelaku kejahatan siber.

        Server kemudian mengembalikan perintah untuk dieksekusi oleh aplikasi. Bergantung pada perintah, aplikasi dapat melakukan hal sebagai berikut:

        • Menggunakan akun Google atau Facebook pemilik perangkat untuk mendaftar di aplikasi belanja dan hiburan populer, termasuk AliExpress, Lazada, Zalora, Shein, Joom, Likee, dan Alibaba
        • Meninggalkan ulasan aplikasi pada Google Play atas nama pemilik perangkat
        • Memeriksa hak untuk menggunakan layanan aksesibilitas. Jika izin tidak diberikan, ia akan mengirimkan permintaan phishing untuk mereka
        • Mematikan Google Play Protect, fitur yang menjalankan pemeriksaan keamanan pada aplikasi dari Google Play Store sebelum diunduh
        • Membuka tautan yang diterima dari server jarak jauh di jendela yang tidak terlihat dan menyembukan diri dari menu aplikasi setelah sejumlah layar diblokir
        • Menampilkan iklan saat membuka blokir layar perangkat dan membuat label untuk menyebarkan iklan di menu aplikasi
        • Mengunduh aplikasi dari Apkpure [.] Com market dan menginstalasinya
        • Membuka dan mengunduh aplikasi yang diiklankan di Google Play
        • Mengganti label aplikasi yang diinstal dengan label halaman yang diiklankan

        Pangsa tertinggi pengguna yang terinfeksi oleh Trojan-Dropper.AndroidOS.Shopper.a dari Oktober hingga November 2019 adalah di Rusia. Jumlahnya cukup mengejutkan yaitu sebanyak 28,46% pengguna yang dipengaruhi oleh aplikasi shopaholic yang berlokasi di negara tersebut. Selanjutnya hampir seperlima (18,70%) dari infeksi berada di Brasil dan 14,23% di India.

        Baca Juga: Curi Uang Rp1,4 Triliun dengan Retas..., Hacker Top Rusia Jadi Buronan AS

        "Sekarang, fokus dari aplikasi berbahaya ini adalah ritel, tetapi dengan kemampuannya yang canggih, memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk menyebarkan informasi palsu melalui akun media sosial pengguna dan platform lainnya. Misalnya, membagikan video dengan konten apapun yang diinginkan operator di belakang Shopper pada halaman pribadi akun pengguna secara otomatis dan mungkin membagikan informasi tidak jelas di internet," kata Igor Golovin, analis malware di Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/1/2020).

        Agar terhindar dari risiko infeksi oleh ancaman malware seperti ini, Kaspersky menyarankan pengguna untuk mengikuti rekomendasi sebagai berikut:

        • Selalu waspada terhadap aplikasi yang mengharuskan penggunaan layanan aksesibilitas, jika aplikasi tidak membutuhkan fungsi tersebut
        • Selalu memeriksa permohonan aplikasi untuk melihat apa saja yang boleh dilakukan aplikasi saat sudah terinstal
        • Jangan memasang aplikasi dari sumber yang tidak dipercaya, sekalipun mereka diiklankan secara aktif, dan memblokir instalasi program dari sumber yang tidak dikenal di pengaturan ponsel cerdas Anda

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: