Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bongkar Kedok Benny Tjokrosaputro, Dahlan Iskan: Sepandai-Pandai Tupai Lompat, Akhirnya Jatuh Juga!

        Bongkar Kedok Benny Tjokrosaputro, Dahlan Iskan: Sepandai-Pandai Tupai Lompat, Akhirnya Jatuh Juga! Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Benny Tjokrosaputro, konglomerat Indonesia dengan segala kontroversinya di dunia pasar modal, tengah menjadi buah bibir. Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, bahkan tak mampu menahan diri untuk tidak berkomentar mengenai sosok bos Hanson yang akrab disapa Bentjok itu.?

        Melalui laman pribadinya, Dahlan Iskan memuji kepiawaian Kejaksaan Agung (Kejagung) yang mampu menjerat Bentjok yang dikenal ulung dalam hal melepaskan diri dari jeratan hukum. Dahlan menyebut, Bentjok adalah sosok yang pintar karena mampu membuat hukum-hukum dagang memosisikan dirinya sebagai pihak yang benar.

        Baca Juga: Sang Konglomerat Jadi Tersangka Korupsi Jiwasraya, Saham Hanson Kena Getahnya!

        "Dalam hal itu Bentjok memang orang yang terkenal pintar. Ia tidak merasa menipu-meski ada yang tiba-tiba tertipu. Bentjok pasti merasa benar. Yang salah, menurut jalan pikiran itu, adalah orang yang merasa tertipu itu. Atau orang yang membodohkan diri sehingga mau tertipu. Atau orang itu disuruh bodoh sampai tidak merasa kalau akan tertipu," kata Dahlan dikutip pada Kamis (16/01/2020).

        Dahlan mengumpamakan, ditetapkannya Bentjok sebgaai tersangka menjadi bukti atas peribahasa yang berbunyi sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga.

        Baca Juga: Benny Tjokrosaputro Jadi Tersangka, Saham Hanson: Hidup Segan, Mati Tak Mau!

        "Bahwa sekarang ia jadi tersangka mungkin salahnya pepatah--sepandai-pandai tupai melompat akhirnya ada tangga yang jatuh," lanjutnya.

        Secara panjang lebar Dahlan menungkan pikirannya tentang Bentjok, termasuk perihal keahlian Bentjok dalam menyusun strategi jangka panjang untuk dapat menyelamatkan diri dalam menjalankan aksinya. Dahlan mencontohkan, kasus pemakaian uang Jiwasraya yang diklaim sudah dilunasi Bentjok itu pun sudah dirancang sedemikian rupa oleh konglomerat itu.

        "Bahwa ia pernah memakai uang Jiwasraya ratusan miliar ia akui. Tapi, katanya, sudah lunas. Dan proses pemakaian uang itu pasti sudah ia persiapkan. Ia pasti sudah melengkapinya dengan dokumen yang rapi. Bentuknya pun pasti sudah diatur yang tidak melanggar hukum--menurut ia," katanya lagi.

        Baca Juga: Asuransi-Dana Pensiun Mau Direformasi. Ditanya Gara-Gara Jiwasraya, Jokowi Tegas: Enggak!

        Lebih lanjut, Dahlan mengatakan MTN bukan satu-satunya transaksi antara Jiwasraya dan Bentjok. Dulu, jelas Dahlan, Jiwasraya pernah membeli saham Hanson yang pada akhirnya berujung pada nasib buntung.

        "Jiwasraya belanja saham Hanson Internasional ketika harganya Rp 1.300/lembar. Sebanyak Rp 760 miliar.

        Banyak yang menilai itu kemahalan. Tapi itulah harga resmi di pasar modal. Setahun kemudian harga saham itu naik drastis. Menjadi Rp 1.865/lembar. Saat inilah mestinya Jiwasraya jual saham. Bisa untung lebih Rp 100 miliar. Tapi itu tidak dilakukan. Mungkin menunggu harga naik lagi. Padahal setelah itu saham Henson terjun bebas. Ke dasar jurang yang paling dalam: tinggal Rp 50/lembar. Tidak ada lagi harga saham yang lebih rendah dari itu. Itulah saham asfalasafilin. Hitung sendiri berapa ratus miliar uang Jiwasraya hilang," sambungnya.

        Tulisan Dahlan Iskan tersebut dapat dilihat di artikel berikut ini: Nasib Benny.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: