Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jaga-jaga 7 Kali 24 Jam, Rouhani Bilang Itu Baik buat Cegah Konfrontasi

        Jaga-jaga 7 Kali 24 Jam, Rouhani Bilang Itu Baik buat Cegah Konfrontasi Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Presiden Hassan Rouhani mengatakan Iran menginginkan dialog dengan dunia meskipun ada ketegangan yang meningkat dengan Amerika Serikat (AS). Dia menekankan bahwa Teheran bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi militer atau perang.

        Iran telah menyerang markas-markas militer AS di Irak pada 8 Januari lalu dengan rudal balistik untuk membalas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara Washington di Baghdad lima hari sebelumnya.

        Baca Juga: Iran Selesai, Pentagon Pertimbangkan Kerahkan Sistem Rudal Pertahanan Tambahan di Timteng

        Aksi saling serang ini terjadi ketika kedua pihak terkunci dalam perselisihan pahit atas program nuklir Teheran.

        "Pemerintah bekerja setiap hari untuk mencegah konfrontasi atau perang militer," kata Presiden Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, Kamis (16/1/2020). "Bagi saya ini adalah masalah sehari-hari," katanya lagi, seperti dikutip AFP.

        Meningkatnya ketegangan baru-baru ini telah mendorong seruan untuk de-eskalasi dari komunitas internasional yang takut akan konflik besar di Timur Tengah, di mana AS memiliki banyak sekutu dan pangkalan di kawasan tersebut. Sedangkan Iran memiliki sejumlah proksi, terutama di Irak dan Lebanon.

        Pada hari Rabu, Rouhani mengatakan peluncuran rudal-rudal Iran terhadap pangkalan Irak yang digunakan oleh angkatan bersenjata AS telah memberikan "kompensasi" atas kematian Jenderal Qasem Soleimani, seorang arsitek strategi militer Timur Tengah.

        Baca Juga: Trump Dukung Demonstran Iran, Pakar: Terlihat Munafik

        Dalam pidatonya pada hari Kamis, Rouhani mengatakan bahwa pembalasan Iran ?yang menyebabkan kerusakan material yang signifikan tetapi tidak ada korban menurut militer AS? telah memperkuat pencegahan Iran terhadap ancaman Presiden Donald Trump.

        Rouhani, seorang moderat dalam spektrum politik negaranya, juga membela kebijakan terbuka terhadap dunia yang telah dia kejar sejak pemilu 2013. Kebijakan yang dia perjuangkan itu telah mendapat kecaman dari kalangan ultra-konservatif Iran.

        Dia juga membela perjanjian internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 yang dirancang untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap Teheran.

        Pada perkembangannya, JCPOA di ambang runtuh setelah Trump secara sepihak menarik AS keluar dari perjanjian itu pada 2018.

        Baca Juga: Menlu Iran: Trio Eropa Sudah 'Menjual Diri' pada Trump

        "Dengan perjanjian nuklir, dalam praktiknya kami telah membuktikan bahwa mungkin bagi kami untuk berinteraksi dengan dunia," kata Rouhani. "Tentu saja, itu sulit," akunya.

        "Mereka memberi tahu kami: ada orang yang tidak boleh Anda percayai," katanya, merujuk pada retorika kalangan ultra-konservatif Iran tentang Eropa dan Amerika Serikat.

        "Itu benar," kata Presiden Iran tersebut."Jika ada orang yang dapat dipercaya...itu akan sederhana dan mudah," imbuh dia sembari menyebut sosok Trump sebagai orang yang tidak dapat diprediksi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: