Virus korona yang telah menyebabkan wabah seperti pneumonia di Wuhan, China, telah menginfeksi ratusan orang dan menyebabkan setidaknya empat orang meninggal di kawasan Asia. National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat (AS) kini sedang berupaya mengembangkan vaksin untuk melawan virus korona ini.
"NIH sedang dalam proses mengambil langkah pertama untuk mengembangkan sebuah vaksin," tukas Direktur National Institutes of Allergy and Infectious Diseases Dr Anthony Fauci, seperti dilansir CNN, Selasa (21/1).
Baca Juga: Virus Misterius Wuhan Menyebar ke Luar Negeri, WHO Adakan Rapat Darurat
Diperlukan waktu beberapa bulan sebelum vaksin ini memasuki tahap pertama uji klinis. Fauci memperkirakan butuh waktu lebih dari satu tahun sampai vaksin ini bisa digunakan secara luas.
Fauci menekankan ada masih banyak pertanyaan mengenai virus baru ini. Dalam situasi yang terus berkembang ini, sulit untuk bisa memprediksi ke mana virus ini akan mengarah.
"Tapi kita harus menghadapinya dengan sangat serius," lanjut Fauci.
Sebagai contoh, sudah diketahui bahwa virus ini dapat menular dari manusia ke manusia dan dari hewan ke manusia. Tapi belum diketahui dengan jelas jenis hewan apa saja yang bisa mentransmisikan virus kepada manusia. Selain itu, belum diketahui juga seberapa mudah virus ini menular antarmanusia.
"Ini merupakan salah satu momen infeksi dalam sejarah wabah di mana kita memiliki informasi yang cukup untuk menjadi sangat khawatir, tapi tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengatakan bahwa ini akan menjadi suatu krisis internasional," ungkap Direktur Center for Infectious Disease Research and Policy di University of Minnesota Michael Osterholm.
Tim peneliti dari Texas, New York, dan China juga sedang berupaya mengembangkan sebuah vaksin untuk melawan virus korona yang menyebabkan wabah di China ini. Tindakan ini diambil karena virus korona dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
"Pelajaran yang kami dapatkan adalah infeksi virus korona itu serius serta merupakan ancaman kesehatan global terbaru dan terbesar," terang ilmuwan vaksin dari Baylor College of Medicine Dr Peter Hotez.
Baca Juga: Tanggulangi Pneumonia, China Tekan Kerja Sama Internasional
Hotez mengatakan tiap virus memiliki tantangannya sendiri. Akan tetapi, pengembangan vaksin untuk virus korona tidak serumit pengembangan vaksin untuk virus-virus lain, seperti virus influenza atau HIV.
"Virus korona bisa menjadi target vaksin yang relatif mudah," tutur Hotez.
Bila vaksin ini berhasil dikembangkan, Hotez mengatakan tenaga kesehatan menjadi salah satu kelompok pertama yang akan menerima vaksin tersebut. Alasannya, tenaga kesehatan merupakan orang-orang yang rentan terpapar infeksi virus korona dari pasien yang mereka tangani.
Hotez merupakan sesuatu yang luar biasa ketika ilmuwan mampu memulai proses pengembangan vaksin untuk virus yang baru teridentifikasi kurang dari satu bulan. Hal ini mampu diwujudkan karena peneliti China dengan cepat mengurutkan dan mempublikasi genom virus korona yang mewabah kepada publik.
"Pada SARS, dibutuhkan waktu hampir satu tahun untuk mengidentifkasi dan memetakan kode genetik lengkapnya. Sekarang kita melakukannya hanya beberapa minggu," jelas Hotez.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti