Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemendag dan Pemda Bersinergi Arahkan BUMDEs di Pemalang Jadi Pengelola Gudang SRG

        Kemendag dan Pemda Bersinergi Arahkan BUMDEs di Pemalang Jadi Pengelola Gudang SRG Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Pemerintah Daerah Pemalang bersinergi mengarahkan dan melakukan pendampingan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bersama Pemalang Maju Bersama untuk menjadi pengelola gudang sistem resi gudang (SRG) di Pemalang, Jawa Tengah. Sinergi Kemendag dan Pemda Pemalang tersebut bertujuan mempercepat pertumbuhan perekonomian di pedesaan melalui gudang SRG.

        Saat ini, Pemda Pemalang sedang memfasilitasi pembuatan akta notaris untuk BUMDes agar berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) sehingga SRG Pemalang dapat beroperasi dengan maksimal. BUMDes merupakan lembaga di tingkat desa yang paling memahami kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki desa sehingga sangat cocok menjadi pengelola gudang SRG.

        Baca Juga: Sesuai Misinya, Gudang SRG Rumput Laut di Makassar Permudah Ekspor Bagi Petani

        "SRG berperan penting mempercepat pertumbuhan perekonomian daerah, khususnya di wilayah pedesaan. Perubahan sistem perekonomian di desa yang kini makin maju, cepat, dan dinamis tentunya perlu didukung oleh koperasi atau badan usaha sebagai mesin penggerak perekonomian di desa. Salah satunya berupa BUMDes yang bersinergi dalam pengelolaan gudang SRG," ujar Kepala Badan Pengawas Berjangka Komoditi, Tjahya Widayanti, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (21/1/2020).

        Menurut Tjahya, SRG memberikan banyak sekali manfaat, yaitu sebagai instrumen stabilisasi harga pada panen raya, mengamankan pasokan komoditas pertanian sebelum musim panen raya, serta menjadi gudang dalam mempersiapkan ekspor komoditas ke luar negeri. Dengan demikian, jelas bahwa SRG memiliki peran penting dalam menumbuhkan roda perekonomian di daerah, khususnya wilayah pedesaan. Selain itu, lanjut Tjahya, fungsi gudang SRG akan optimal apabila pengelola gudangnya tidak hanya berorientasi pada profit.

        "Jika pengelola SRG tidak hanya berorientasi pada keuntungan material, tetapi juga menitikberatkan pada manfaat yang diperoleh para pelaku usaha, khususnya bagi petani serta pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah gudang tersebut berada, fungsi gudang SRG akan makin optimal," jelas Tjahya.

        Pada 2015 dan 2016, pelaksanaan gudang SRG di Pemalang dikelola PT Bhanda Ghara Reksa dan didampingi Koperasi Tani Makmur Sejahtera. Pengelola gudang SRG ini telah menerbitkan 10 resi gudang untuk komoditas gabah dengan volume sebanyak 129,84 ton atau senilai Rp743 miliar.

        Untuk menjaga keberlangsungan pengelola gudang SRG, Kementerian Perdagangan bersama Pemerintah Daerah memberikan kemudahan berupa insentif keringanan biaya sewa gudang SRG. Insentif ini diharapkan dapat terus mendorong koperasi atau BUMDes agar tetap menjadi pengelola Gudang SRG setelah masa pendampingan berakhir.

        "Insentif ini akan sangat membantu keberlangsungan pengelola gudang. Dengan demikian, manfaat SRG yang dapat memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi pemerintah dan masyarakat daerah, seperti mendorong ketahanan ketahanan pangan, membantu mewujudkan stabilitas harga komoditas, dan menguatkan posisi tawar petani dapat terwujud," tutup Tjahya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: