Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ditemukan Imun Baru, Dapat Mengobati Semua Kanker

        Ditemukan Imun Baru, Dapat Mengobati Semua Kanker Kredit Foto: (Foto: Yourhealth)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tim peneliti dari Universitas Cardiff menemukan metode baru yang dapat membunuh sel kanker prostat, payudara, paru-paru, dan sel kanker lainnya dalam tes laboratorium.

        Menurut laporan BBC, Senin (20/1/2020), temuan yang dipublikasikan di Nature Immunology ini belum diuji pada pasien. Tetapi para peneliti mengatakan, temuan tersebut memiliki potensi yang sangat besar. Para ahli mengatakan bahwa meski pekerjaan mereka masih pada tahap awal, tapi sangat menarik.

        Sistem kekebalan tubuh kita tak hanya merupakan pertahanan alami melawan infeksi, tetapi juga mampu menyerang sel kanker. Para ilmuwan sedang mencari cara inkonvensional dan sebelumnya tidak ditemukan sistem kekebalan tubuh secara alami yang dapat menyerang tumor.

        Baca Juga: Tak Ada Lagi Kanker Hingga HIV di Dunia, Bos Facebook Siap Membasminya!

        Apa yang mereka temukan adalah sel-T di dalam darah manusia. Sel ini adalah sel kekebalan yang dapat memindai tubuh untuk menilai apakah ada ancaman yang perlu dihilangkan.

        Perbedaannya adalah yang satu ini bisa menyerang berbagai jenis kanker. "Ada peluang untuk mengobati setiap pasien," tutur peneliti Prof Andrew Sewell.

        Dia menambahkan bahwa sebelumnya tidak ada yang percaya ini bisa terjadi. "Ini meningkatkan prospek perawatan kanker 'satu ukuran cocok untuk semua', satu jenis sel-T yang dapat menghancurkan berbagai jenis kanker di seluruh populasi," sambungnya.

        Sel-T memiliki reseptor di permukaannya yang memungkinkan untuk melihat kadar senyawa kimia. Tim Cardiff menemukan sel-T dan reseptornya yang dapat menemukan dan membunuh berbagai sel kanker termasuk paru-paru, kulit, darah, usus besar, payudara, tulang, prostat, ovarium, ginjal, dan sel kanker serviks.

        Yang terpenting, sel ini membuat jaringan normal tidak tersentuh. Bagaimana tepatnya hal ini dilakukan masih dieksplorasi.

        Reseptor sel-T berinteraksi dengan molekul yang disebut MR1 yang ada di permukaan setiap sel dalam tubuh manusia. Diperkirakan MR1 menandai metabolisme terdistorsi yang terjadi di dalam sel kanker ke sistem kekebalan tubuh.

        "Kami adalah yang pertama menggambarkan sel-T yang menemukan MR1 dalam sel kanker, yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Ini adalah yang pertama dari jenisnya," kata rekan peneliti Garry Dolton.

        Terapi kanker sel-T sudah ada dan pengembangan imunoterapi kanker telah menjadi salah satu kemajuan paling menarik di bidangnya. Contoh paling terkenal adalah CAR-T, obat hidup yang dibuat dengan merekayasa sel-T pasien secara genetis untuk mencari dan menghancurkan kanker.

        CAR-T dapat memiliki hasil dramatis yang mengubah beberapa pasien dari sakit parah menjadi remisi total. Namun, pendekatan ini sangat spesifik dan hanya bekerja pada sejumlah kanker yang terbatas di mana ada target yang jelas untuk melatih sel-T menemukannya.

        Pendekatan ini berhasil pada kanker padat, yaitu kanker yang membentuk tumor daripada kanker darah seperti leukemia. Para peneliti mengatakan reseptor sel T mereka dapat mengarah pada pengobatan kanker universal.

        Jadi bagaimana cara kerjanya dalam praktik? Idenya adalah bahwa sampel darah akan diambil dari pasien kanker. Sel-T akan diekstraksi kemudian dimodifikasi secara genetis sehingga mereka diprogram ulang untuk membuat reseptor yang menemukan kanker.

        Sel-sel yang ditingkatkan akan tumbuh dalam jumlah besar di laboratorium dan kemudian dimasukkan kembali ke pasien. Ini adalah proses yang sama yang digunakan untuk melakukan terapi CAR-T.

        Namun, penelitian ini telah diuji hanya pada hewan dan sel di laboratorium. Pemeriksaan keamanan lebih lanjut diperlukan sebelum uji coba pada manusia dimulai.

        Lucia Mori dan Gennaro De Libero dari University of Basel di Swiss mengatakan, penelitian ini memiliki potensi besar tetapi terlalu dini untuk mengatakan metode ini akan bekerja pada semua kanker.

        Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, 4 Tanda Ini Adalah Awal Kanker Paru-Paru

        "Kami sangat gembira tentang fungsi imunologis populasi sel T baru ini dan potensi penggunaan TCR mereka dalam terapi sel tumor," ungkap Mori dan Libero.

        Daniel Davis, seorang profesor imunologi di Universitas Manchester, mengatakan bahwa saat ini, temuan sel T ini adalah penelitian yang sangat mendasar dan belum dekat dengan obat-obatan yang sebenarnya untuk pasien.

        "Tidak diragukan lagi bahwa penemuan ini adalah hal yang sangat menarik, baik untuk memajukan pengetahuan dasar kita tentang sistem kekebalan tubuh dan untuk kemungkinan obat-obatan baru di masa depan."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lili Lestari
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: