Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Serukan Persatuan, Presiden Iran Tuding Trump Manfaatkan Perselisihan

        Serukan Persatuan, Presiden Iran Tuding Trump Manfaatkan Perselisihan Kredit Foto: (Foto/Reuters)
        Warta Ekonomi, Teheran -

        Presiden Iran Hassan Rouhani menyeru rakyat Iran tak membiarkan tekanan maksimal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump merusak persatuan nasional menjelang pemilu parlemen.

        Saat ini para pemimpin Iran menghadapi tantangan untuk menjaga ekonomi tetap stabil di tengah meningkatnya tekanan sanksi AS setelah Washington mundur dari kesepakatan nuklir pada 2018. Ekspor minyak Iran yang sangat penting bagi pendapatan negara itu mengalami penurunan drastis.

        "Kami tidak akan membiarkan Trump berhasil menciptakan kesenjangan antara rakyat dan pemerintah. Kita harus tetap bersatu. Jangan membelakangi pemilu (21 Februari). Mari miliki partisipasi pemilih yang tinggi," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung di website resminya.

        Baca Juga: Rouhani: Iran Tak Pernah Cari Bom Nuklir!

        "Kita tidak boleh membiarkan Trump dan para teroris itu di Gedung Putih mengisolasi Iran," ujar Rouhani, dilansir Reuters.

        Dewan Penjaga Iran yang menyeleksi semua kandidat dalam pemilu telah mendiskualifikasi sekitar 9.000 kandidat dari 14.000 orang yang didaftarkan maju dalam pemilu itu. Kubu moderat menyatakan di hampir sebagian besar kota mereka tak memiliki kandidat untuk maju dalam pemilu.

        "Pemilu parlemen ini pemilu yang sangat penting. Saya telah menulis surat pada otoritas terkait untuk menyelesaikan isu diskualifikasi itu," papar Rouhani.

        "Anda (Dewan Penjaga) mengklaim bahwa Anda akan menang pemilu. Itu baik, tapi mari biarkan pemilu menjadi kompetitif," ujar Rouhani.

        Sejak revolusi Iran 1979, para penguasa menyingkirkan para penentang dari lingkaran kekuasaan. Namun kesenjangan antara pemimpin dan rakyat semakin lebar sejak tahun lalu, saat ratusan orang tewas dalam unjuk rasa anti-pemerintah. Iran belum mengumumkan secara resmi jumlah korban jiwa dan menolak data yang dirilis oleh organisasi hak asasi manusia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: