Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kecam Perdamaian Timur Tengah AS, Turki: Tanah Palestina Tak Dijual!

        Kecam Perdamaian Timur Tengah AS, Turki: Tanah Palestina Tak Dijual! Kredit Foto: Reuters/Murad Sezer
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Turki mengecam rencana perdamaian Timur Tengah Amerika Serikat (AS). Turki mengatakan warga dan tanah Palestina tidak dijual.

        Dalam sebuah pernyataan resmi, yang dikeluarkan setelah konferensi pers Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di mana ia mengumumkan rincian tentang apa yang disebutnya sebagai "kesepakatan abad ini", Turki mengatakan perjanjian itu "gagal".

        "Ini adalah rencana aneksasi yang bertujuan merebut tanah Palestina dan membunuh solusi dua negara," bunyi pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa rakyat dan tanah Palestina tidak dapat dibeli seperti dilansir dari Anadolu, Rabu (29/1/2020).

        Baca Juga: Diumumkan Trump, Palestina Kecam Rencana Perdamaian Timur Tengah AS

        Menekankan bahwa Yerusalem adalah garis merah di mata Turki, pernyataan itu mengatakan Ankara tidak akan membiarkan Israel membenarkan pendudukan dan penganiayaannya.

        "Kami akan selalu mendukung saudara kami rakyat Palestina. Kami akan terus bekerja untuk Palestina yang merdeka di tanah Palestina," pernyataan itu menegaskan.

        Pernyataan itu menyimpulkan bahwa Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang tidak diterima oleh otoritas Palestina, menambahkan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan diperoleh jika kebijakan berdasarkan pendudukan tidak berakhir.

        Sebelumnya, Trump telah merilis rencananya yang sering tertunda untuk mengakhiri sengketa Israel-Palestina di Gedung Putih di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut hadir, sedangkan otoritas Palestina tidak diwakili. Selama konferensi pers, Trump menyebut Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tidak terbagi".

        Kelompok Hamas mengecam ketentuan-ketentuan perjanjian itu dengan mengatakan: "Kesepakatan ini tidak sebanding dengan kertas yang ditulisnya dan Yerusalem akan tetap untuk Palestina."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Shelma Rachmahyanti

        Bagikan Artikel: