Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SKPT Mimika Gerakkan Ekonomi Perikanan di Timur Indonesia

        SKPT Mimika Gerakkan Ekonomi Perikanan di Timur Indonesia Kredit Foto: KKP
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Mimika, Papua, yang berlokasi di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Paumako, dibangun sejak 2016 terus menunjukan perkembangan dan dampak positif terhadap ekonomi perikanan masyarakat setempat.

        Lokasi tersebut saat ini menjadi daya tarik bagi kapal-kapal ikan berukuran besar untuk singgah dan melakukan aktivitas bongkar muat hasil perikanan.

        "Hadirnya SKPT Mimika ini memberikan dampak positif dan memiliki efek berganda (multiplier effect) bagi kegiatan ekonomi di sekitar pelabuhan," ungkap Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agus Suherman, melalui siaran pers, Selasa (4/02/2020).

        Baca Juga: Polemik Ekspor Bibit Lobster, Menteri KKP Akhirnya Melunak

        Agus Suherman menambahkan, perkembangan yang menarik bahwa SKPT Mimika ini sudah berhasil mengekspor produk kepiting ke beberapa negara, yaitu Malaysia dan Singapura.

        Pada Desember 2019 telah diekspor sebanyak 476 ekor ke Singapura senilai Rp133,28 juta dan 120 ekor ke Malaysia dengan nilai Rp33,6 juta. Sementara pada awal Januari 2020 juga telah diekspor sebanyak 1.380 ekor kepiting hidup ke Malaysia dengan nilai Rp386,4 juta.

        Sementara catatan produksi ikan selama periode 2016-2019 di SKPT Mimika juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mimika, volume produksi di SKPT Mimika pada 2016 hanya sebesar 4.907 ton, kemudian pada 2018 meningkat secara signifikan menjadi 20.587 ton, dan sampai November 2019 saja produksinya sudah mencapai 23.999?ton.

        Dalam kesempatan peninjauan operasional SKPT Mimika pada Rabu (29/1/2020), Agus melihat langsung pemanfaatan bantuan pemerintah yang sudah diberikan. Setidaknya, KKP telah memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan beserta alat tangkapnya, cool box, sarana pengolahan, chest freezer, ice flake machine, gudang beku kapasitas 100 dan 200 ton, kendaraan berpendingin, mobil crane, serta fasilitas tambat labuh kapal kecil.

        "Dari laporan dan hasil pengamatan secara langsung, bantuan-bantuan yang kita berikan sudah termanfaatkan secara optimal," ujar Agus.

        Pemanfaatan bantuan oleh nelayan, seperti kapal dan alat penangkap ikan telah berkontribusi dalam menambah volume tangkapan sebesar 14,04 ton pada periode Desember 2018 s.d. Agustus 2019. Lebih lagi bantuan tersebut mendorong peningkatan pendapatan rata-rata penerima bantuan sebesar Rp2 juta per bulan.

        Awalnya pada musim udang, nelayan hanya menerima pendapatan sekitar Rp2,5 juta-Rp3 juta dan setelah menggunakan bantuan kapal dan alat penangkap ikan menjadi sekitar Rp4,5 juta-Rp5 juta per bulan.

        Baca Juga: Satu-satunya, Balai Riset Perikanan Perairan Darat se-Asia Tenggara Hadir di Palembang

        Menurut Agus, keberadaan SKPT Mimika mampu mengintegrasikan proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat yang sudah mulai berjalan di PPI Pamaoko. Saat ini sudah ada tiga pelaku usaha (off taker) yang menampung hasil tangkapan nelayan, yaitu Koperasi Perikanan Mbiti, UD Arafura, dan BUMN Perikanan PT Perikanan Nusantara (Perinus). Koperasi Mbiti selain sebagai off taker juga sudah menjual es hasil dari Ice Flake Machine.

        "Koperasi ini juga secara kontinyu telah melakukan ekspor udang dari hasil tangkapan nelayan sekitar," terang Agus.

        Agus menambahkan, ikan dari nelayan sudah bisa dibeli dengan harga yang lebih bagus. Contoh ikan Mackerel yang sebelumnya 5-6 ribu per kilo, sekarang mampu dibeli oleh Perinus dan Koperasi seharga Rp8-9 ribu.

        Untuk mendorong kegiatan ekspor, PT Perinus saat ini telah merampungkan dokumen perizinan dan proses sertifikasi ekspor hasil perikanan. Sehingga dalam waktu dekat ini akan siap ekspor produk perikanan, seperti ikan pelagis kecil, ikan demersal, loin beku, loin segar, kepiting hidup, dan udang beku.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: