Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS Kerahkan Senjata Nuklir yang Diklaim Miliki Kekuatan Lebih dari Bom Hiroshima

        AS Kerahkan Senjata Nuklir yang Diklaim Miliki Kekuatan Lebih dari Bom Hiroshima Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Washington -

        Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan senjata nuklir baru yang dianggap mampu melindungi AS dari musuh.

        "Angkatan Laut AS telah mengirim hulu ledak rudal balistik kapal selam hasil rendah W76-2," kata John Rood, Wakil Menteri Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan mengutip Fox News, Jumat (7/2/2020).

        Baca Juga: Keluar dari Kesepakatan Nuklir, AS Kecam Ancaman Iran

        Kementerian Pertahanan AS menggolongkan senjata nuklir itu sebagai senjata untuk bertahan, namun kekuatan senjata tersebut lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada tahun 1945.

        "Kemampuan tambahan ini memperkuat pencegahan dan memberikan Amerika Serikat senjata strategis cepat yang dapat bertahan lebih lama," kata John Rood.

        "(Ini) mendukung komitmen kami untuk pencegahan yang lebih lama, dan menunjukkan kepada musuh potensial bahwa tidak ada keuntungan mengembangkan nuklir, karena Amerika Serikat dapat secara kredibel dan tegas menanggapi setiap skenario ancaman," lanjut isi pernyataan.

        Senjata nuklir baru ini merupakan modifikasi dari hulu ledak W-76 yang sudah ada, yang digunakan untuk mempersenjatai rudal Trident II (D-5) yang diluncurkan, sehingga senjata baru itu tidak menambah jumlah total senjata nuklir yang dimiliki AS.

        Hulu ledak adalah senjata nuklir baru AS pertama yang diproduksi dalam beberapa dekade dan produksi dimulai pada Februari tahun lalu.

        Ketua Komite Layanan Bersenjata Dewan Demokratik Adam Smith dari Washington menyebut keputusan itu "sesat dan berbahaya".

        "Penempatan hulu ledak ini tidak membuat Amerika lebih aman. Sebaliknya, penyebaran yang tidak stabil ini semakin meningkatkan potensi salah perhitungan selama krisis," tambahnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: