Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Banyak Dokter di China Meninggal, Publik Murka: Mereka Bukan Mesin, Mereka Kelelahan!

        Banyak Dokter di China Meninggal, Publik Murka: Mereka Bukan Mesin, Mereka Kelelahan! Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ada banyak cerita dan perjuangan dari masyarakat China dalam memerangi virus corona, Covid-19. Salah satunya adalah perjuangan dari tenaga medis di China dalam memerangi virus corona.

        Para petugas medis itu harus bekerja keras dalam menangani pasien corona. Bahkan, mereka harus bekerja lebih lama tanpa istrirahat cukup untuk menangani para pasien.

        Baru-baru ini dikabarkan seorang dokter berusia 51 tahun di China meninggal karena kelelahan. Dokter yang diketahui bernama Xu Hui ini meninggal karena kelelahan.

        Baca Juga: Lawan Corona, Pemerintah Makau Bagi-bagi Rp3,8 T ke Warganya

        Kabar kematian dokter Hui ini memicu kemarahan publik. Hal ini karena Sekretaris Partai Komunis China Jiangsu menyebut tenaga medis tersebut 'teladan bagi tenaga medis lainnya'. Padahal dokter itu meninggal karena kelelahan setelah bekerja tanpa henti selama 18 hari.

        Dalam pernyataan lain yang dirilis pada Senin (12/2/2020) tertulis, tenaga medis itu dipuji karena dianggap memberi contoh atas dedikasi dirinya yang begitu penuh untuk pekerjaannya, begitu dikutip dari laman World of Buzz.

        Menurut Shanghaiist, dokter yang meninggal, pada 7 Februari 2020, adalah Wakil Direktur Rumah Sakit Pengobatan Tradisional China Nanjing. Sejak politisi tersebut membuat pernyataan yang meragukan tentang kematian Xu, pengguna Twitter berbagi kemarahan mereka melalui akun media sosial mereka. Mereka mempertanyakan jenis sistem medis yang mendorong dokter untuk bunuh diri karena terlalu lelah bekerja.

        "Tidak, bukan model. dr Xu Hui jelas harus dipuji atas pengorbanannya karena bekerja 18 hari berturut-turut, bukanlah model. Menjadi bagian dari sistem perawatan kesehatan yang menekan dokter untuk bekerja pada jam yang tidak manusiawi seperti itu harus mengundang refleksi kritis lebih dari yang lain," tulis netizen yang menanggapi ucapan Jiangsu.

        "Jadi panutannya adalah mati? Anda akan kehilangan semua petugas medis dengan sangat cepat seperti itu," ujar netizen lain.

        Baca Juga: Dampak Corona, Ratusan Perusahaan China Cari Utang Miliaran Dolar. Ada Xiaomi

        "Saya mengagumi dedikasinya tetapi saya berharap dia bekerja di lingkungan di mana karyawan juga diperhatikan. Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk tetap sehat sehingga dapat merawat lebih banyak orang," ujar lainnya.

        "Panutan? Apakah kamu bercanda? Dia mati sia-sia! Dia bisa saja hidup untuk menyelamatkan lebih banyak orang," komentar lainnya lagi.

        Bahkan netizen di Weibo menolak untuk tetap diam tentang kematian Xu. "Mereka adalah manusia, bukan mesin. Mereka lelah," suara salah satu netizen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: