Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kata Golkar: Untuk Hadapi Corona, Indonesia Butuh Politik Kesehatan Ala Siti Fadilah

        Kata Golkar: Untuk Hadapi Corona, Indonesia Butuh Politik Kesehatan Ala Siti Fadilah Kredit Foto: Reuters/Adriano Machado
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Golkar Azis Syamsuddin mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan tim politik kesehatan yang kuat untuk menghadapi ancaman virus Corona. Ia mengatakan agar dapat menyiapkan contigency plan berbagai kemungkinan akibat virus Corana, yang sudah berdampak besar didalam negeri.H?

        "Dulu saat menghadapi flu burung, Siti Fadilah menghadapi secara politik bukan sekedar tehnis kesehatan. Operasi flu burung yang mematikan itu gagal akhirnya di Indonesia. Pindah ke Meksiko pake Flu babi," ujarnya kepada wartawan, Jumat (14/2/2020), saat menanggapi pernyataan Siti Fadilah beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Golkar Semprot Fachrul Razi: Banyak Ngomong Kontroversial

        Baca Juga: Corona Oh Corona, Berkat Kamu Industri Ponsel China Porak Poranda

        Menurut dia, Siti Fadilah sangat dibutuhkan untuk kembali bisa membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkinan akibat virus Corona.

        "Hanya politik kesehatan Siti Fadilah yang pernah menghadapi operasi flu burung yang mematikan ratusan rakyat Indonesia," tegasnya.?

        Tudahan WHO Tidak Benar

        Sebelumnya diberitakan, beberapa negara menuduh Indonesia tidak mampu mendeteksi virus Corona, karena sampai saat ini belum ada kasus pasien virus Corona di Indonesia. Tuduhan ini tidak benar karena tidak ada dasarnya. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kesehatan 2004-2009, Siti Fadilah Supari di Jakarta, Selasa (11/2).

        ?Tuduhan itu tidak benar. Saya yakin Indonesia mampu mendeteksi virus Corona. Karena Indonesia memiliki banyak ahli yang mampu. Jadi kita gak perlu takut. Kalau dinyatakan belum ada yang karena memang belum ada temuan kasus virus Corona di? Indonesia,? ujarnya dari Pondok Bambu Jakarta.

        Siti Fadilah mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan dan beberapa ahli virus saat ini pasti sedang bekerja keras memastikan tidak ada pasien virus Corona. Karena ini adalah persoalan keselamatan seluruh rakyat Indonesia.

        ?Ada Prof. Sangkot Marzuki, ada Prof. David Mulyono dan Prof. Nidom dan ada banyak lagi ahli yang berpengalaman dibidang virologi dan microbiologi,? tegasnya.

        Ia mengatakan bahwa laboratorium Indonesia juga cukup berpengalaman selama ini dibidang penyakit menular, sehingga untuk memastikan virus Corona, tidak terlalu sulit.

        ?Laboratorium di Indonesia lengkap. Ada Laboratorium Eijkman, ada laboratorium Balitbangkes, ada laboratorium Universitas Airlangga. Ada labotaorium Universitas Indonesia. Lewat uji klinis dan dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) virus Corona sudah akan terdeteksi? ujarnya.

        Siti Fadilah menceritakan saat menghadapi Flu Burung (H5N1) yang lebih mematikan, para ahli dan laboratorium Indonesia bisa mendeteksi dan mengatasi wabah yang sempat merebak di Indonesia.

        ?Flu burung saja yang lebih mematikan bisa dulu kita hadapi, apalagi virus Corona. Jadi yakinlah, bahwa memang belum ada virus Corona di Indonesia. Menkes Terawan pasti bisa memimpin kita menghadapi ancaman virus Corona,? tegasnya.

        Menurut Siti Fadilah, pemerintah dan masyarakat tidak perlu panik dengan tuduhan tersebut. ?Karena orang Indonesia sendiri memiliki daya tahan tubuh lebih kuat. Ini sudah dibuktikan waktu menghadapi Flu Burung H5N1,? tegasnya.

        Tentang kekuatiran WHO, Siti Fadilah menegaskan agar pemerintah RI tidak perlu takut dengan tuduhan tersebut.

        ?Pemerintah dan rakyat Indonesia gak perlu takut dengan kekuatiran WHO yang tidak berdasar tersebut. Masak karena tidak melapor, mereka bisa menyimpulkan kita tidak mampu. Yang bener aja,? ujarnya.

        Sudah saatnya menurut Siti Fadilah, pemerintah Indonesia menyatakan mencabut semua travel ban terhadap China dan kemanapun karena sudah bisa menghitung kerugian sendiri sebesar Rp 11 Triliun per minggunya.

        ?Pimpinan WHO sendiri sudah merevisi pernyataannya bahwa Global Health Emergency itu bukan berarti pembatasan travelling. Jadi gak perlu takut untuk bepergian,? tegasnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: