Pendiri OCBC NISP Tutup Usia, Begini Sepak Terjangnya yang Sukses Bangkit dari Krisis
Pendiri Bank OCBC NISP Karmaka Surjaudaja tutup usia di Bandung pada hari Senin, (17/2/2020) pukul 15.25 WIB pada usia 85 tahun.
Mengutip laman resmi ocbcnisp di Jakarta, Selasa (18/2/2020) Karmaka memulai karier sebagai bankir pada 1963. Saat itu ia menjadi direktur operasional di sebuah bank yang didirikan oleh ayah mertuanya.
Kala itu, Karmaka langsung dihadapkan pada kondisi krisis saat pemerintah mengambil kebijakan sanering memotong nilai rupiah dari Rp1.000 menjadi Rp1.
Baca Juga: Laba Melompat, OCBC NISP Kumpulkan Rp2,9 Triliun
Hal tersebut menjadi tantangan yang tak pernah dibayangkan oleh seluruh bank di Indonesia. Saat itu bahkan bank kehilangan kepercayaan dari masyarakat, banyak bank yang hancur. NISP saat itu juga sempat menutup beberapa cabangnya.
Karmaka pun berhasil melalui krisis pada 1987. Pada 1997 ia mempercayakan kepemimpinan NISP kepada kedua anaknya yakni Pramukti Surjaudaja dan Parwati Surjaudaja. Estafet ini merupakan kepercayaan yang diberikan OCBC Bank kepada keluarga Surjaudaja.
Belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman Karmaka, Pramukti mengelola Bank dengan baik dan sekali lagi berhasil melewati krisis finansial pada tahun 1998 (tanpa memperoleh bantuan dari pemerintah).
Untuk mewujudkan tujuan jangka panjang bank, Karmaka turut mendorong kerja sama Bank OCBC NISP dengan bank regional/internasional yang kokoh dan OCBC Bank Singapura menjadi pilihan terbaik. Kerjasama ini akhirnya dimulai pada tahun 1997 melalui pendirian bank patungan, Bank OCBC NISP (sekarang Bank OCBC Indonesia).
Kerja sama ini terus ditingkatkan pada tahun 2004, ketika Bank OCBC membeli 22,5% kepemilikan saham di Bank OCBC NISP.
Secara bertahap, OCBC Bank meningkatkan kepemilikannya melalui penawaran tender dan penawaran saham terbatas kepada publik pada tahun 2005, serta beberapa transaksi di pasar sekunder, yang menghasilkan kepemilikan saham sebesar 74,73% saat ini.
Karmaka berada di belakang keputusan untuk menjual kepemilikan saham keluarga di bank sehingga kehilangan kontrol mayoritas terhadap bank, suatu tindakan yang mengejutkan banyak pihak.
Keputusan yang diambil saat itu merupakan keputusan yang sulit baginya dan keluarganya, namun beliau merasa hal ini harus dilakukan untuk mewujudkan Bank OCBC NISP menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: