Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kegiatan Tambang Tuai Pro-Kontra, BSI Ajak Warga Dialog Bareng

        Kegiatan Tambang Tuai Pro-Kontra, BSI Ajak Warga Dialog Bareng Kredit Foto: Sindonews
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Konflik pro dan kontra kegiatan pertambangan emas yang dilakukan anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk, yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI) hingga saat ini masih terus bergulir antarwarga di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jatim.

        Menyikapi hal itu, jajaran Direksi PT Merdeka Copper Gold Tbk angkat bicara dan merespons silang pendapat di antara warga Dusun Pancer tentang kegiatan tambang di Dusun Pancer dan Izin Usaha? Penambangan (IUP) Operasi Produksi.

        Corporate Communication Manager PT Merdeka Copper Gold Tbk, Tom Malik menyatakan, pihaknya siap berdiolag bersama dengan pihak masyarakat terkait untuk mencari solusi terbaik permasalahan yang ada selama ini tanpa ada konflik.

        Baca Juga: Tambang Milik Tersangka Jiwasraya Bakal Disita, BUMN yang Kelola

        ?Kami mengajak masyarakat yang pro dan kontra dalam kegiatan penambangan di Dusun Pancer untuk duduk bersama dan memberikan masukan kepada kami. Setiap kritikan kami terima sebagai masukan untuk bahan perbaikan. Kami sangat membuka diri untuk sebuah dialog yang terbuka dengan siapa saja demi kebaikan bersama agar kegiatan penambagan di Dusun Pancer ini tetap memberi manfaat kepada masyarakat sekitarnya," tegas Tom di Surabaya, Kamis (20/2/2020).

        Disinggung tuduhan minor terhadap aktivitas pertambangan dari sejumlah LSM dan pegiat lingkungan, secara tegas Tom mengatakan, pihaknya (PT BSI) telah malayangkan surat undangan ke Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jatim dan nasional, serta Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) untuk melihat langsung ke lokasi tambang.

        "Ini bagian dari transparansi. Kami sangat membuka pintu kalau memang dari tinjauan lapangan ada hal yang kurang benar, kami siap perbaiki. Semua operasional yang dilakukan perusahaan sudah sesuai prosedur, tidak ada yang dilanggar," tegas Tom.

        Sementara itu, sesepuh Dusun Pancer, Sunaryadi mengatakan, konflik antarwarga yang terjadi di daerahnya sudah kondusif. Hanya saja, kata Mbah Sunar, ada sebagian oknum tertentu memanfaatkan situasi saat ini, sehingga terjadi pro dan kontra dalam kegiatan pertambangan emas di Dusun Pancer.

        "Kami ingin permasalahan ini cepat selasai sehingga tidak terjadi konflik. Kami pun bersedia dialog bersama dengan meraka (massa penolak tambang), PT BSI dan pemerintah, agar permasalah ini tidak berkepanjangan," pinta Mbah Sunar.

        Mbah Sunar juga membantah isu yang berkembang selama ini bahwa kehadiran PT BSI sama sekali tidak membawa manfaat bagi masyarakat di sekitar tambang emas Tumpang Pitu.

        Baca Juga: Dorong EBT, Menteri Arifin Serius Pembangunan PLTS di Lahan Bekas Tambang

        "Itu salah besar. Dalam catatan saya, sejauh ini sudah ada 53 proyek (corporate social responsibilty/CSR) yang dikerjakan PT BSI dan manfaatnya sangat dirasakan ribuan warga Pancer. Termasuk merekrut warga sebagai tenaga kerja perusahaan ini," bebernya

        Di sisi lain warga yang menolak kegiatan tambang emas yang dilakukan PT BSI tetap menuntut agar surat izin tambang segara dicabut.

        "Kami mohon Gubernur Jatim segara mencabut surat? izin tambang ini. Jika tidak kami terus melakukan aksi unjuk rasa," ujar Nur Hidayat, warga Tumpang Pitu.

        "Secara hukum, kalau kita membaca konteks perizinan UU Nomor 30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan bahwa gubernur atau pemberi izin itu bisa melakukan pengendalian, bisa melakukan aksi evaluasi atas izin yang sudah dikeluarkan olehnya," kata Direktur LBH Surabaya, Abdul Wachid Habibullah dalam Konferensi pers di Kantor LBH Surabaya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: